RIAU ONLINE, WASHINGTONG DC - Negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan negara-negara kaya Teluk Persia mendapat kecaman dari organisasi-organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) karena tidak berbuat cukup utuk membantu krisis migran Timur Tengah. (Baca Juga: Alat Berat (Crane) Roboh di Masjidil Haram, Timpa Jemaah Haji)
Negara-negara Eropa Timur enggan memberi status pengungsi dalam jumlah besar bagi orang-orang yang melarikan diri dari penindasan dan konflik. Selain itu, negara-negara tersebut enggan mengizinkan mereka bermukim di negara-negara itu. (Klik Juga: (Video) Detik-detik Jelang Jatuhnya Creane di Masjidil Haram)
Negara-negara Teluk Persia hanya menerima pekerja migran, tetapi membiarkan terbuka opsi mendeportasi mereka setiap saat. Dalam wawancara dengan VOA, Kenneth Roth, Direktur Eksekutif Human Rights Watch yang berbasis di Amerika, mengatakan, negara-negara anggota baru. (Baca: 32 WNI Jadi Korban Tragedi Mekkah)
Uni Eropa telah menunjukkan sikap fobia bersejarah dalam menangani isu pengungsi Muslim dari Timur Tengah yang dilanda konflik. Roth mengatakan, negara-negara Eropa Timur hendaknya berbagi, tidak hanya manfaat, melainkan juga tanggung-jawab sebagai anggota Uni Eropa. (Klik: Selamat Jalan Hanum, Gadis Kecil Korban Ganasnya Asap Riau)
Ini artinya berbagi kewajiban hukum menerima orang yang mencari suaka. Roth mengatakan krisis pengungsi sekarang bukan krisis dalam bentuk jumlah pengungsi yang hanya 1 persen dari penduduk Uni Eropa, akan tetapi juga krisis politik disebabkan Islamofobia dan pertimbangan politik. (Baca: Perdana Menteri Singapura Berang Asap Indonesia Selimuti Negerinya)
Tidak ada pengungsi Suriah telah dengan resmi dimukimkan kembali di negara-negara Teluk Persia seperti Kuwait, Bahrain dan Uni Emirat Arab, walaupun para pejabat Teluk Persia mengatakan ada orang Suriah yang telah masuk dengan visa pengunjung dan tidak pulang.
Organisasi-organisasi HAM mengatakan orang-orang yang telah diizinkan tinggal datang dari keluarga kaya dan kuat. Roth mengecam Arab Saudi dan negara-negara Teluk Persia lain karena tidak menerima pengungsi.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline