PEDAYUNG perahu tambang di Sungai Sarawak, Malaysia Timur, masih bekerja walau mengenakan masker saat asap tebal melanda negeri ini, Senin (24/8/2015). Asap tersebut dituding berasal dari Sumatera dan Kalimantan.
(UTUSAN)
RIAU ONLINE, KUCHING – Negara Bagian Sarawak, Malaysia Timur, mengeluhkan kabut asap pembakaran hutan dan lahan kiriman dari Pulau Sumatera dan Kalimantan. Kabut ini diperkirakan berlangsung hingga September 2015 mendatang.
Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Malaysia, Datuk Seri Dr Wan Junaidi Tuanku Jaafar, mengatakan, kebakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan, menyebabkan Departemen Lingkungan (JAS) perlu memantau kembali kualitas udara di negeri ini setiap jamnya.
(Baca Juga: Ya Allah Asap Tebalnya Masuk Rumah Saya)
Ia menjelaskan, hingga kini ada peningkatan titik panas terdeteksi di Sumatera dan Kalimantan kemungkinan kabut akan turut melanda pantai barat Semenanjung.
“JAS memperkirakan kondisi kabut ini akan berlangsung hingga akhir September, usai berakhinya angin (membawa kabut) itu berubah ke tempat lain," katanya dalam konferensi pers setelah menghadiri Briefing Khusus Tentang Proyek Pengembangan Departemen-Departemen di bawah kementeriannya, Senin (24/8/2015), dikutip dari utusan.
Menteri ini mengatakan, ia akan bertemu dengan menteri Indonesia dalam waktu dekat guna menyampaikan keprihatinan Malaysia terhadap peningkatan jumlah titik panas di Sumatera dan Kalimantan.
(Klik Juga: Water Management Perusahaan Gagal Atasi Karhutla)
Empat daerah di Sarawak terus mencatat Indeks Standar Pencemaran Udara tidak sehat antara lain di Kuching, Sri Aman, Samarahan dan Sarikei. Di Sri Aman ISPU tercatat tertinggi, 129, diikuti Samarahan (128), Kuching (119) dan Sarikei (104).
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline