RIAUONLINE, TEL AVIV - Teroris Yahudi yang menyebabkan seorang bayi Palestina terbakar hidup-hidup dan enam orang gay ditikam, memicu ribuan warga turun ke jalan-jalan di Israel menentang kekerasan tersebut.
“Api kebencian telah menyebar di seluruh negeri kita,” kata Presiden Israel, Reuven Rivlin, kepada warga yang berdemo di Yerusalem. “Api kekerasan, kebencian dan keyakinan yang salah dan menyimpang," jelas Reuven.
Tersangka ekstremis Yahudi mengebom rumah keluarga Palestina di kota Duma di Tepi barat hari Jumat. Bayi berumur 18 bulan tewas terbakar di tempat tidurnya dan kedua orangtua serta saudara laki-lakinya cedera serius.
(Klik Juga: Perjanjian Damai Palestina-Israel Gagal)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu terkejut dan mengecam serangan itu sebagai aksi teror. Ia berjanji siapapun berada dibalik serangan itu akan dihukum.
Akan tetapi, Ketua PLO Saeb Erekat, menyalahkan pemerintah Israel. Ia menuduh pemerintah Israel memicu kekerasan terhadap rakyat Palestina melalui pembangunan pemukiman Yahudi dan apa yang dikatakannya “budaya kebencian”.
Erekat mengulangi permohonannya bagi perlindungan internasional terhadap rakyat Palestina. Israel menyebut permukiman-pemukiman itu bagian penting dari keamanannya.
Pengeboman di Duma itu terjadi hanya sehari setelah sayap kanan Yahudi yang ortodoks menikam enam orang mengikuti pawai hak gay di Yerusalem. Seorang remaja putri masih dirawat di RS.
(Baca Juga: Eks Bintang Porno Ini Pilih Yahudi sebagai Agamanya)
Tersangka penyerang itu baru saja dibebaskan dari penjara tiga minggu sebelumnya karena melakukan serangan lain dengan pisau pada pawai hak kaum gay tahun 2005. Para pemimpin Israel dan pemuka agama Orthodox mengecam kekerasan hari Kamis itu.
Ratusan warga Palestina hari Sabtu juga mengikuti pemakaman demonstran usia 18 tahun yang ditembak tentara Israel karena melempar bom ke arah mereka dekat Ramallah.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline
Sumber: voaindonesia.com