RIAUONLINE, KUALA LUMPUR – Apa yang dialami oleh mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohammad, usai tak lagi menjabat benar-benar tragis.
Pasalnya, Polisi Diraja Malaysia (PDRM) malah menghentikan pidatonya. Langkah berani ini yang tak pernah terbayangkan oleh Mahathir itu karena ia tidak mendapat izin untuk melakukan pidato.
Seperti dilansir Strait Times, Sabtu (6/6/2015), penghentian tersebut terjadi pada Jumat (5/6/2015) silam. Mahatir memang dijadwalkan ada di acara juga dihadiri Perdana Menteri (PM) Najib Razak dan beberapa pengurus LSM di Malaysia itu.
Namun, Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Khalid Abu Bakar menyatakan, polisi Malaysia tidak memberi izin jika Mahatir berpidato. Alasannya, pidato Mahathir bisa mengganggu keselamatan publik.
Namun, ia sudah telanjur berada di tempat acara dan ia langsung muncul di hadapan publik dan disambut oleh penonton yang sudah hadir. Ketika Mahathir sedang berpidato, Kepolisian Malaysia meminta agar ia segera turun dari panggung.
Suasana sempat tegang ketika polisi memaksa turun Mahatir dari tempat berpidato. Akhirnya ia turun dari panggung, tapi dengan wajah kesal. Sebelum turun, ia sempat memberikan pidato berisi kecaman terhadap PM Najib Razak yang ia nilai korup dan tidak berpihak kepada rakyat.
Setelah turun dari panggung, Mahathir masih sempat berbicara di hadapan pers yang hadir di sana. “PM Najib Razak terlalu tunduk kepada Singapura dan Amerika,” tegas Mahatir dengan nada kesal.
Walaupun ia sudah tidak menjabat sebagai perdana menteri, Mahathir masih memiliki pengaruh kuat di Negeri Jiran tersebut. Mahatir dinilai berhasil dalam membuat kemajuan Malaysia selama menjabat sebagai perdana menteri.