RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap bahwa kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi sejak sepekan terakhir yang didominasi di Pulau Sumatera.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan karhutla mulai ditemukan melanda wilayah di Kota Dumai Riau, Kabupaten Bener Meriah Aceh, dan Asahan Sumatera Utara.
Bahkan menurut pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, titik karhutla juga melanda daerah lainnya, yakni Sumatera Barat 9 titik, Bengkulu 14 titik, Sumatera Selatan 6 titik, Kepulauan Riau 6 titik, Jambi 6 titik, dan Bangka Belitung satu titik.
“Karhutla di daerah-daerah itu sudah mulai ditemukan sejak 12 Maret lalu beruntung api bisa segera dipadamkan,” kata dia, Rabu, 20 Maret 2024.
Abdul menjelaskan kondisi ini membuktikan bahwa saat ini fenomena atmosfer Madden Julian Oscilliation (MJO) sudah mulai bergerak meninggalkan Pulau Sumatera.
Pergerakan MJO itu membuat cuaca wilayah Sumatera berubah signifikan dari sebelumnya sebagian besar daerah mengalami peningkatan intensitas hujan dan beberapa kali dilanda bencana banjir dan tanah longsor, kini menjadi cukup kering sehingga rentan terjadi kebakaran.
“Jadi fokus penanggulangan bencana saat ini juga sudah harus mengarah pada penanganan karhutla jangan sampai meluas,” ujarnya.
Maka untuk itu, BNPB mengimbau kepada setiap kepala daerah untuk responsif menanggapi peralihan cuaca tersebut; seperti dengan segera menetapkan status siaga darurat karhutla khususnya daerah yang rawan.
Ia menilai, respons itu penting sehingga upaya mitigasi dan penanganan darurat di daerah bisa berjalan secara maksimal. Salah satu upaya yang sudah dilakukan bisa yaitu seperti menyiagakan petugas untuk melakukan pembasahan pada lahan mineral dan gambut sehingga tidak mudah tersulut cuaca panas selama masa transisi ini.
"Ya, tidak mesti menunggu puncak musim kemarau yang diprediksi berlangsung pada Juli-Agustus nanti," kata dia.(ANTARA)