Ekowisata Lebah Kelulut di Kampung Rawa Mekar Jaya, Siak
Oleh: Nurul Qomar, dkk
KAMPUNG Rawa Mekar Jaya merupakan kampung atau desa di pesisir Kabupaten Siak masih mempunyai hutan mangrove di sepanjang Sungai Rawa bermuara ke Selat Panjang.
Selain hutan mangrove, Kampung Rawa Mekar Jaya juga mempunyai hutan rawa gambut tersebar hingga ke bagian kubah gambut di hulu Sungai Rawa berbatasan langsung dengan Kabupaten Pelalawan.
Kedua ekosistem tersebut merupakan potensi alam dapat dikembangkan untuk objek ekowisata berbasis masyarakat, selain potensi budaya warga yang dapat diberdayakan dalam memanfaatkan kedua sumber daya tersebut.
Sebagian masyarakat Kampung Rawa Mekar Jaya sudah menyadari pentingnya hutan mangrove dan mengembangkannya sebagai objek wisata alam. Pada 2016, mereka telah membentuk Kelompok Sadar Wisata “Pokdarwis” Rumah Alam Bakau.
Tujuannya, meningkatkan upaya konservasi hutan mangrove melalui pengembangan wisata alam dan menjaga dari penebangan liar. Untuk menggerakkan ekonomi anggota kelompok ini, warga membentuk unit usaha wisata pendukung.
Namun, pengembangan wisata yang dilakukan masih terbatas pada hutan mangrove, belum mengintegrasikannya dengan potensi lainnya berupa ekosistem rawa gambut dan praktik budidaya lebah tidak bersengat dikenal dengan Kelulut (Trigona spp).
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau mendukung inisiasi masyarakat kampung melalui Program Desa Binaan dengan tema Integrasi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kampung Rawa Mekar Jaya.
Program Desa Binaan ini sudah dilaksanakan dua dari tiga tahun direncanakan (2018-2020) guna menjawab kebutuhan pengembangan ekowisata mangrove berbasis masyarakat diintegrasikan dengan potensi sumber daya lainnya.
Kelompok sasaran program ini adalah Pokdarwis Rumah Alam Bakau dan Masyarakat Peduli Api Rawa Mekar Jaya. Di pertama, ada empat kegiatan sudah dilakukan.
Di antaranya pembuatan demplot penangkaran lebah kelulut (Tetrigona apicalis) dan pengayaan tanaman pakan lebah kelulut, pelatihan interpretasi ekosistem mangrove bagi pemandu ekowisata, pemasangan Label Nama Pohon terhadap 13 spesies pohon mangrove, dan terakhir pemetaan hutan mangrove Kampung Rawa Mekar Jaya seluas 26,3 ha menggunakan foto drone.
Program Desa Binaan tahun ke-2 ini sedang berjalan 3 fokus kegiatan, dimulai dari pengembangan penangkaran lebah kelulut (T. apicalis dan Trigona itama) dan pengayaan tanaman pakan, pengembangan souvenir madu kelulut, dan terakhir promosi paket ekowisata terintegrasi.
Penangkaran lebah kelulut jinak ini akan menjadi atraksi ekowisata baru, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat Kampung Rawa Mekar Jaya dari hasil madunya.
Koloni lebah kelulut T apicalis didatangkan dari Desa Tanjung Sari dan Lukun, Kepulauan Meranti. Pengembangan tanaman pakan seperti pinang Betara, bunga Air Mata Pengantin dan Xathostemon spp yang berbunga sepanjang tahun, juga dapat ditata sebagai spot foto menarik bagi wisatawan.
Panenan madu kelulut sudah dijadikan souvenir dikemas dalam botol dengan label “RMJ Murni”. Madu kelulut yang ada juga dipasarkan ke desa-desa tetangga hingga Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya Pokdarwis Rumah Alam Bakau dan MPA Rawa Mekar Jaya.