Hubungan Messi dan Mbappe di PSG Usai Piala Dunia 2022, Benarkah Ada Keretakan?

Messi-Mbappe2.jpg
(Jewel SAMAD / AFP via Suara.com)

RIAU ONLINE - Perseteruan antara tim peserta turnamen sepak bola terbesar sejagat sirna seiring berakhirnya Piala Dunia 2022.

Kendati begitu, ada kemungkinan turnamen itu telah membuka perseteruan antar pemain bintang Piala Dunia.

Bukan lagi soal perseteruan antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang selama 20 tahun terakhir selalu jadi perdebatan tentang yang terhebat di dunia sepak bola.

Kali ini, justru isu perseteruan antara Messi dan Kylian Mbappe yang sama-sama pemain Paris Saint Germain (PSG) di Liga Prancis.

Persaingan antara kedua megabintang itu bahkan sudah menjadi konsumsi awal di Prancis sebelum Piala Dunia 2022. Tapi sempat mendingin sampai Messi dan Mbappe bisa akur kembali di PSG, termasuk dengan Neymar.

Sepertinya hubungan Messi dan Mbappe retak kembali setelah final dramatis dalam Piala Dunia 2022 yang menjadi pertarungan pribadi antara kedua bintang. Terlebih lagi, keduanya sama-sama menunjukkan peran sentral untuk tim mereka.

Jika saja dalam adu penalti itu Prancis yang menang, mungin Mbappe yang dinobatkan sebagai Pemain Terbaik, seperti dilansir dari Suara.com, Minggu, 25 Desember 2022.

Mbappe sebenarnya bisa disebut man of the match final Piala Dunia 2022 dengan hattrick yang menumbangkan rekor Geoff Hurst sebagai satu-satunya pesepakbola yang mencetak hattrick dalam sebuah final Piala Dunia pada 1966.

Akan tetapi, sepak bola seringkali berkaitan dengan Dewi Fortuna. Dan kali ini sang dewi tidak memihak Les Bleus.

Dua kali Mbappe membuat Prancis menyamakan kedudukan. Tiga tendangan penaltinya pun seluruhnya mulus masuk gawang Argentina tanpa bisa dihalau kiper Emiliano Martinez.

Ironisnya, Emiliano Martinez bisa menjadi orang yang membuat perseteruan Messi dengan Mbappe memanas kembali.

Martinez yang membuat gerakan mesum saat menerima Golden Glove, mengulangi ejekannya kepada Mbappe dalam kesempatan lain.

Terakhir, penjaga gawang Aston Villa itu menggendong boneka berwajah Mbappe saat parade sukses Argentina menjuarai Piala Dunia di Buenos Aires sehari lalu, seolah ingin mengatakan "Hey Mbappe kau masih bocah, kau belum pantas disandingkan dengan Messi."



Mbappe juga menjadi sasaran ejekan pemain-pemain Argentina lainnya setelah final di Doha, Qatar, usai, dengan cara membuat acara "hening sejenak" untuk Mbappe di ruang ganti pemain Albiceleste.

Para pemain timnas Argentina sangat jelas menghormati Messi sehingga setiap pesepak bola yang dianggap tidak menaruh respek kepada peraih terbanyak Ballon d'Or itu sama dengan menyepelekan mereka.

Mereka mungkin juga menganggap Mbappe sebagai satu di antara pesepak bola yang begitu terhadap Messi, terutama karena golnya yang provokatif dalam final Piala Dunia 2022 itu.

Tetapi ulah para pemain Argentina itu malah bisa membuat Mbappe semakin terluka dan kian sakit hati. Ini bisa merembet ke mana-mana, termasuk merusak kekompakan dalam tim Paris Saint Germain.

Seperti Messi, masa depan Mbappa di PSG juga belum benar-benar putus, meski sudah menandatangani kontrak perpanjangan Mei lalu.

Tapi, kedua pemain sudah menegaskan ingin membawa PSG menjuarai Liga Champions. Baru setelah proyek Liga Champions itu selesai, mereka memutuskan bagaimana masa depannya bersama klub juara Liga Prancis tersebut.

Perseteruan akibat Piala Dunia 2022 ini sendiri bisa membuat pusing pelatih PSG Christophe Galtier, terutama bagaimana menyatukan kembali Messi dan Mbappe, juga Neymar yang terpental dari Piala Dunia 2022 sejak perempat final karena Brazil menyerah kepada Kroasia pada babak itu.

Keberhasilan Messi dalam menjuarai Piala Dunia tentu melukai Mbappe yang dianggap sejumlah kalangan sebagai pesepakbola terbaik dunia saat ini.

Mungkin itu cuma kekhawatiran sementara kalangan karena melihat sengitnya final Piala Dunia 2022, apalagi sekalipun keduanya diam-diam bersaing di PSG, Mbappe dan Messi tidak pernah benar-benar bermusuhan.

Tapi mereka juga tidak berteman. Mbappe lebih bersahabat dengan bek sayap Achraf Hakimi yang juga pemain timnas Maroko, sedangkan Messi lebih berteman dengan Neymar yang sudah terjalin lama sejak sama-sama masih menjadi pemain Barcelona. Neymar juga menjadi salah satu faktor bergabungnya Messi dengan PSG.

Di balik semua itu, ada fakta yang dapat membuat persaingan antara ketiga pemain membesar lagi, yakni membesarnya pengaruh Mbappe kepada PSG seperti pengaruh besarnya di timnas Prancis.

"Jika orang menyadari betapa berharganya Kylian saat ini, maka mereka akan sadar betul bahwa betapa pentingnya dia bagi klub ini," kata salah satu sumber senior PSG kepada Telegraph Sport.

Sumber itu menyebut harga Kylian saat ini adalah 300 sampai 350 juta euro, atau Rp4,9 triliun sampai Rp 5,7 triliun. Dengan harga selangit itu PSG yakin Mbappe akan terus bersama mereka karena tak akan ada yang berani mengeluarkan uang sebanyak itu.

Keyakinan itu ditambah oleh berakhirnya krisis antara Mbappe dan PSG yang dipicu keinginan Mbappe hengkang dari klubnya ini karena merasa hubungan mereka sudah tak bisa diperbaiki.

Tetapi Mbappe kabarnya menyesal telah menandatangani kontrak baru karena PSG tidak menepati janji mendatangkan seorang pemain berperan sebagai nomor 9 yang membuat Mbappe tidak harus bermain sebagai penyerang tengah.

Kondisi ini ternyata juga terjadi pada Messi. PSG yakin masih akan diperkuat bintang Argentina itu, apalagi sebelum Piala Dunia Messi sudah menegaskan hanya fokus kepada Piala Dunia dan bersedia bertahan satu musim lagi di PSG jika kondisinya memungkinkan.

Namun, semuanya tergantung pada akhir PSG di Liga Champions.

Persoalan kian rumah setelah final Piala Dunia ditambah provokasi-provokasi yang dilakukan pemain seperti Emiliano Martinez.

Apakah Galtier dan PSG bisa menyatukan lagi Messi dan Mbappe? Jika Galtier tak bisa membuat kedua pemain ini akur kembali, maka PSG bisa celaka. Mereka bisa kehilangan salah satu atau bahkan kedua pemain itu di ujung musim ini.

Parahnya, suasana mungkin tidak kompak dalam tim mungkin akan muncul lagi. Sehingga untuk kesekian kalinya setelah berbelanja gila-gilaan, trofi Liga Champions raib dari jangkauan PSG.