5 Syarat FIFA usai Tragedi Kanjuruhan, Indonesia Tak Jadi Disanksi?

Erick-dan-Presiden-FIFA.jpg
(Instagram/@erickthohir via Suara.com)

RIAUONLINE - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir sepulang dari Doha, Qatar, pada Rabu, 5 Oktober 2022, membawa 'oleh-oleh' dari Presiden FIFA, Gianni Infantino, terkait Tragedi Kanjuruhan. FIFA akhirnya tidak menjatuhkan sanksi untuk Indonesia.

Kendati begitu, ada 5 syarat yang diberikan FIFA agar Indonesia tidak mendapatkan sanksi. Federasi sepak bola dunia itu memberikan 5 alternatif yang bisa ditempuh pemerintah.

"Sebenarnya kalau dilihat dari suratnya, yang sempat ditayangkan oleh bapak Presiden, FIFA memberikan alternatif, selain menyanksi," ujar Erick, dalam video yang diunggah ke akun Instagram @erickthohir, seperti dikutip dari Suara.com, Minggu, 9 Oktober 2022.

Berdasarkan penjelasan Erick Thohir, FIFA tidak menyanksi Indonesia atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, markas Arema FC yang menewaskan 131 orang. Setidaknya ada 5 poin:

1. FIFA akan mengaudit ulang dan pemerintah pasti menyetujui.

2. FIFA dan pemerintah harus melatih semua perangkat hukum ketika saat dan sesudah pertandingan.

3. Bagaimana suporter harus menjadi bagian dari transfomasi ini.



4. Pertandingan tidak lagi diperbolehkan di atas jam 5 sore.

5. Tim transformasi yang akan dibentuk itu nanti akan dibicarakan antara Presiden FIFA dan Presiden Jokowi. Ketika Presiden FIFA akan hadir di Indonesia pada 18 Oktober 2022.

Dalam wawancara di televisi swasta, Erick menyebut bahwa tugasnya untuk melobi Presiden FIFA agar tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia dirasa cukup berat.

"Tugas yang sangat berat. Beliau tau lah perasaan saya, beliau juga kan pecinta sepak bola," kata Erick.

"Karena itu beliau bilang, saya waktu kecil dibawa ke stadion sepak bola sama bapaknya. Kalau sampai saat itu terjadi sesuatu, yang seperti Indonesia alami. Itu sesuatu yang tidak terpikirkan," imbuhnya.

Dalam pertemuannya dengan Presiden FIFA, Erick menyampaikan salam dan surat khusus dari Presiden RI Joko Widodo yang ditujukan kepada Presiden FIFA.

"Saya juga menyampaikan salam dan surat khusus dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden FIFA, Gianni Infantino," kata Erick.

Sementara Presiden FIFA memberikan ucapan duka atas musibah di Stadion Kanjuruhan. Erick menyampaikan bahwa organisasi sepak bola internasional itu siap melihat potensi, popularitas, dan perkembangan sepak bola di Indonesia sehingga siap memberikan dukungan.

Apalagi, dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang konstan, market yang besar, dan kondisi sosial politik yang stabil

"Hal ini ditujukan agar sepak bola yang merupakan olahraga paling populer, dicintai, dan menyita animo besar dari masyarakat Indonesia mampu menjadi kebanggaan nasional dan sebagai salah satu pilar dalam berkontribusi terhadap kemajuan bangsa," katanya.