RIAU ONLINE, PEKANBARU - Satu persatu beberapa pemain angkat kaki dari skuad PSPS Riau, setelah putaran pertama Liga 2 tahun 2018 berakhir.
Padahal di laga penutup itu, PSPS Riau sukses mempercundangi Persiraja dengan skor 4-2 di stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai.
Baca: Empat Pemain Andalan Ini Skuad Askar Bertuah Hengkang. Ada Apa?
Selain itu, urutan klasemen sementara Liga 2 wilayah barat memperlihatkan bahwa PSPS Riau sukses mengoleksi 17 poin berada dibawah pemuncak klasemen Semen Padang, Perserang dan Persis Solo.
Beberapa pemain itu diantaranya Tegar Hening Pangestu, Abdul Rahman Abanda, Syaiful Ramadhan dan Sulaiman Effendi yang berpisah dengan berbagai alasan.
Sebelum para pemain, turut pula sang peramu racik lapangan seperti asisten pelatih kepala Sipendri, pelatih kepala Ansyari Lubis dan Jafri Sastra yang didahului oleh Philep Hansen Maramis yang juga turut angkat kaki.
Benarkah kepergian dari tulang punggung kesebelasan sepak bola kebanggaan masyarakat Riau itu dikarenakan oleh finansial klub yang buruk?
Humas dan Media Officer PSPS Riau, Muhammad Teza Taufik tak menepis bahwa salah satu penyebab dari mundurnya para pemain disebabkan oleh minimnya kas yang dimiliki oleh manajemen.
"Tapi pada dasarnya yang bersangkutan juga punya pertimbangan lain kenapa mereka (pemain) lebih memilih klub Persis Solo. Kita tidak pungkiri juga bahwa tim memang sedikit ada masalah soal finansial," ucapnya.
Perkataan senada juga dituturkan oleh Pelatih kepala PSPS Riau, Hendri Susilo. Meskipun dirinya tidak terang-terangan menuturkan penyebab dari hengkangnya para pemain diakibatkan oleh belum dibayarkannya gaji dari para pejuang yang kerap berada di lapangan hijau itu.
Selain itu, Hendri juga tidak mengatakan berapa besaran rupiah yang belum dibayarkan oleh pihak manajemen pada dirinya dan para pemain sampai putaran pertama Liga 2 ini telah berakhir.
"Alasannya ya begitu. Kalian sudah tahu kan. Saya rasa semua orang juga sudah mengetahuinya. Kalau mereka (manajemen) mau, tentu sudah memenuhi hak dari pelatih dan pemain," jelasnya.
Tambah Hendri, para pemain juga dihadapkan oleh kenyataan pahit dimana harus menghidupi keluarga mereka. Sehingga lebih memilih klub yang mampu memberikan kesejahterakan bagi pemain sampai pelatih.
"Kalau pengorbanan pelatih dan pemain, saya rasa sudah tidak ada batasnya lagi. Tapi mau sampai kapan. Namanya manusia. Punya anak dan istri yang ditinggal di rumah," tutupnya santai.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id