(GETTY)
Rabu, 27 April 2016 22:00 WIB
Editor: Fakhrur Rodzi
(GETTY)
RIAU ONLINE - Klub medioker milik taipan Thailand ini, Leicester City, hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk merengkuh juara Liga Premier Inggris untuk pertama kalinya selama puluhan tahun berkiprah di kasta tertinggti sepakbola tersebut. Tim ini akan memainkan tiga pertanding tersisa lagi.
Keunggulan tujuh angka atas pesaingnya, Tottenham Hotspur, di peringkat kedua, semakin melempangkan jalan bagi Leicester. Andai pun klub ini kalah saat bertandang ke kandang Manchester United, pekan ini, Minggu, 1 Mei 2016, peluang tetap masih terbuka lebar.
Klub-klub yang secara tradisional memburu gelar seperti Arsenal, Manchester City, Manchester United dan juara bertahan Chelsea tak tampil konsistens musim ini.
Baca Juga: Ternyata Ini Kunci Sukses Leicester City
Sebelumnya, mantan striker Inggris dan Leicester, Gary Lineker, sudah mengatakan klub asal kota kelahirannya berada di "tepi keabadian olahraga".
Pembawa acara program The Match of the Day (MOTD) BBC, juga mantan pemain Spurs dan Everton, mengatakan ini akan menjadi "kemenangan paling mustahil dipercaya dalam sejarah olahraga tim."
Baca Juga
Pengamat MOTD dan mantan striker Inggris lainnya, Alan Shearer, membawa Blackburn Rovers meraih juara 1995, telah menjelaskan, potensi kemenangan Leicester sebagai sebuah "kisah terbaik sepanjang masa".
Leicester, dimiliki miliader Thailand, Vichai Srivaddhanaprabha, belum pernah memenangkan gelar tertinggi dalam kompetisi Inggris. Namun, mereka sudah lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub mereka.
Klik Juga: Bagi Leicester City, Sekarang atau Tidak Sama Sekali Juara Liga
Klub dengan julukan Foxes, diprediksi menjadi tim yang akan terdegradasi ke level bawah alias Divisi II, bersama klub-klub baru promosi, seperti Watford, Norwich dan Bournemouth.
Di pasar taruhan, Leicester ditempatkan dalam skala 5000:1. Artinya dengan memasang taruhan 10 Pound, Anda akan menang 50 ribu pound jika Leicster jadi juara.
Manager sekaligus pelatih Leicester asal Italia, Claudio Ranieri, menggantikan Nigel Pearson, dipecat pada musim panas 2014 silam. Ia dipandang sebagai sosok tidak inspiratif oleh sebagian penggemar dan para pengamat.
Di bawah kepemimpinan Pearson, Leicester City, sudah memenangkan tujuh kali pertandingan dari sembilan laga saat Foxes lolos dari jarum degradasi pada Musim 2014-15. "Claudio Ranieri, benarkah?" bekas striker Leicester Gary Lineker bercuit menyusul penunjukkan pelatih Italia itu.
Lihat Juga: Ferguson: Leicester City Layak Juara
Mantan gelandang Tottenham dan pengamat Match of the Day Jermaine Jenas mengatakan: "Semua orang mencubit dirinya sendiri untuk meyakini bahwa ini nyata, karena hal ini adalah sebuah prestasi yang luar biasa. Dalam kisah olahraga itu merupakan salah satu yang terhebat."
"Para pemain ini akan menjadi legenda di Leicester. Itu bagus untuk sepak bola. Ini akan menjadi dongeng yang indah.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline