RIAU ONLINE, SIAK - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Siak Arfan Usman mengapresiasi upaya dan dukungan dari SKK Migas, PT Bumi Siak Pusako (BSP) dan semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga proses produksi dapat kembali berjalan normal di angka 8.000 barel per hari.
Sebelumnya, produksi PT BSP sempat anjlok pada Maret tahun lalu, dikarenakan terjadinya kebocoran dan high pressure system pipa GS Zamrud-Minas. PT BSP saat itu hanya bisa memproduksi 2.000 barrel per hari, yang berefek pada menurunnya produksi nasional.
Untuk itu, dilakukan rapat koordinasi antara operasional KKKS PT Bumi Siak Pusako (BSP), SKK Migas, Pemkab Siak dan Stakeholder untuk mencari solusi disaster/darurat yang dialami oleh PT BSP.
"Atas nama Pemkab Siak, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan stakeholder yang telah bahu-membahu, bekerja sama mencari solusi penyelesaian masalah yang dialami PT BSP beberapa waktu lalu," ujar Arfan di Ruang Rapat Minyak, Kantor Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Graha Merah Putih (Telkomsel) lantai 8 Pekanbaru, Minggu 5 Januari 2025.
Arfan menambahkan, Pemkab Siak siap untuk membantu, mendukung hingga memfasilitasi SKK Migas dan PT BSP dalam upaya mempertahankan produksi melalui mekanisme tracking dalam penyaluran minyak mentah ke terminal-terminal sementara sampai perbaikan pipa selesai dilakukan.
"Kami siap mendukung dan memfasilitasi PT BSP dan SKK Migas dalam pertahankan produksi minyak, hingga perbaikan instalasi pipa selesai dikerjakan dan aktivitas kembali normal," pintarnya.
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus mengatakan, pada rapat 26 Juli lalu tercapailah kesepakatan bersama untuk menaikkan kembali produksi ke 8.000 barrel per hari dengan opsi melalui mekanisme tracking (melalui transportasi darat menggunakan truk tangki pengangkut) hingga akhirnya pada Agustus 2024 produksi perlahan kembali naik jadi 8.000 barrel per hari.
Ia mengungkap dalam kurun waktu Juli-Desember 2024, PT BSP telah mengerjakan hal-hal yang perlu dilaksanakan, tetapi masih butuh tambahan waktu untuk menggunakan transportasi darat hingga 3 bulan ke depan.
Untuk mengangkut hasil produksi tersebut sampai pipa penyalur benar-benar siap digunakan.
"Dalam konteks inilah rapat ini dilaksanakan sebagai laporan dan permohonan dukungan pada Pemprov, Pemda, TNI/Polri dan stakeholder yang terkait dalam upaya mempertahankan produksi nasional," pungkasnya.