Pendapatan Petani RI Cuma Rp 5 Juta per Tahun Saat Harga Beras Mahal, Kok Bisa?

Ilustrasi-petani.jpg
(ANTARA FOTO)

RIAU ONLINE - Kesejahteraan belum dirasakan petani di Indonesia. Berdasarkan Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) Badan Pusat Statistik (BPS), petani Indonesia hanya memiliki pendapatan rata-rata USD 1 per hari atau USD 341 per tahun.

Jika dikonversikan ke rupiah, pendapatan petani di Indonesia hanya mencapai Rp 5,16 juta per tahunnya (dengan kurs Rp 15.160 per dolar AS). Tentunya, angka ini masih jauh di bawah rata-rata Upah Minimum Provinsi (UMP) di RI pada 2024 yang sebesar Rp 37,36 juta per tahun atau Rp 3,11 juta per bulan.

Rendahnya pendapatan petani menjadi perhatian Bank Dunia. Pengamat pertanian Syaiful Bahari menyebut besarnya biaya produksi padi jadi penyebab pendapatan petani di Indonesia masih rendah.

“Terkait petani Indonesia belum sejahtera, semua itu dikarenakan biaya produksi beras di Indonesia semakin mahal, karena kenaikan input produksi setiap tahunnya,” kata Syaiful, dikutip dari kumparan, Senin, 23 September 2024.

Harga gabah di tingkat petani saat ini memang mengalami kenaikan, namun tingginya biaya produksi, menurut Syaiful, tidak otomatis meningkatkan pendapatan petani.



"Bahkan yang terjadi sering merugi,” jelasnya.

BPS dalam laman resminya mencatat harga gabah di tingkat petani pada Agustus 2024 mengalami kenaikan, untuk kualitas Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 2,04 persen jadi Rp 6.723 per kg dan Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 1,58 persen jadi Rp 6.230 per kg.

Kenaikan harga gabah juga diikuti oleh harga beras. Bahkan harga beras Indonesia 20 persen lebih tinggi daripada harga beras di pasar global.

Country Director Bank Indonesia untuk Indonesia and Timor-Leste, Carolyn Turk, sebelumnya, menyinggung soal rendahnya pendapatan petani Indonesia.

“Menurut Survei Pertanian Terintegrasi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, pendapatan rata-rata petani kecil kurang dari USD 1 per hari atau USD 341 per tahun. Jadi, petani mendapat keuntungan rendah dari pertanian padi,” tutur Carolyn dalam sambutannya di acara Indonesia International Rice Conference (IIRC) di Nusa Dua, Bali, Kamis, 19 September 2024.