Harga Cabai Bukittinggi Kian Pedas, Pembeli Kini Pilih Cabai Medan

Cabai-merah-di-Pasar-Pagi-Arengka1.jpg
(Anisa/RIAU ONLINE)

Laporan: Annisa Al Zikri

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Harga cabai merah Bukittinggi, kini mulai merangkak naik di pasar Kota Pekanbaru. Kini, harga cabai merah Bukittinggi naik di harga Rp 65.000 hingga Rp 70.000 per kg.

Cuaca buruk seperti tingginya curah hujan di Sumatera Barat (Sumbar) menjadi satu di antara faktor penyebab tingginya harga cabai merah Bukittinggi. Hal ini dikeluhkan ibu rumah tangga yang selalu membeli cabai merah Bukittinggi.

Pedagang cabai di Pasar Pagi Arengka, Silauan (52), mengatakan pedagang cabai di pasar tersebut membeli cabai di Pasar Induk. Ia menyebut harga cabai merah Bukittinggi yang dari Pasar Induk memang sudah naik.

"Saya ngambil di Pasar Induk harga cabai Bukittinggi, tapi terlalu mahal, untuk sekarang harga ke pedagang itu Rp 60.000 per kg dan dijual di pasaran Rp 65.000 per kg hingga Rp 70.000 per kg. Berbeda dengan cabai Medan untuk pedagang kisaran Rp 45.000 per kg dan bisa kita jual Rp 50.000 per kg di pasaran," ujarnya kepada RIAU ONLINE, Kamis, 16 Mei 2024.

Ia mengatakan, tingginya harga cabai merah Bukittinggi membuat banyak pedagang tak sanggup untuk menjualnya kembali.

Ditambah lagi, kata dia, pembeli yang datang kebanyakan hanya menanyakan harga cabai, tanpa membeli.


"Padahal biasanya saya jual cabai Bukittinggi, tapi karena mahal dan ditambah pembeli datang bertanya berapa harganya, sekali kita bilang harganya, mereka langsung menjerit dan tidak jadi beli," jelasnya.

Sementara saat ini, menurut dia, pembeli banyak yang beralih untuk membeli cabai Medan.

"Tapi kalau bisa mudah-mudahan harga cabai turun, agar masyarakat bisa memilih mau memakai cabai yang mana. Kalau harga cabai mahal masyarakat juga akan mengirit-ngirit untuk konsumsi dan membelinya ke pedagang juga sedikit-sedikit," katanya.

Sementara salah satu pembeli cabai, Leha (36), tak menampik harga cabai merah yang masih naik turun. Biasanya, ia membeli cabai merah untuk berat seperempat dengan harga Rp 10.000, tapi kini naik jadi Rp 15.000.

"Kalau saya tanya ke pedagang faktor cabai naik itu karena cuaca apalagi di Sumbar sekarang cuaca sering hujan ditambah adanya bencana alam. Jadi cabai dari sana banyak busuk makanya harga naik," tuturnya.

Kini, ia mengaku beralih membeli cabai Medan. Padahal sebelumnya, ia lebih sering membeli cabai merah Bukittinggi.

"Kalau saya ditanya kenapa lebih suka cabai Bukittinggi, karena cabai bukit lebih pedas daripada cabai Medan. Tapi karena sekarang harga cabai bukit sedang melonjak, saya lebih sering konsumsi cabai Medan. Karena harganya lumayan lebih murah ketimbang cabai Bukittingi, saya beli Rp 12.000 seperempat," ungkapnya.

Leha berharap pemerintah bisa menemukan solusi untuk menurunkan harga cabai, agar kembali stabil di harga normal seperti biasanya.

"Karena kasihan sama masyarakat yang ekonominya sedang turun, harus terpaksa beli sedikit-sedikit untuk dikonsumsi," tutupnya.