RIAU ONLINE - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengakui kenaikan harga pangan yang terjadi sejak 8 Maret 2024 lalu. Ia pun mengungkap sejumlah penyebabnya.
Harga pangan yang mengalami kenaikan di antaranya, beras, minyak goreng curah, telur ayam ras, daging ayam, dan cabai.
"Berdasarkan pemantauan harga di SP2KP per 8 Maret 2024 terdapat beberapa komoditas yang perlu kita waspadai tercatat rata-rata menunjukkan tren kenaikan atau telah di atas harga eceran tertinggi (HET), yakni beras, minyak goreng curah, gula pasir, telur ayam ras dan cabai," ujarnya saat rapar dengan Komisi VI DPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip dari Suara.com, Rabu, 13 Maret 2024.
Menurutnya, kenaikan harga berat dikarenakan adanya pergeseran musim tanam dan panen yang disebabkan El Nino. Kondisi ini membuat produksi beras turun menjadi 2,8 juta ton pada Januari-Maret, sehingga pasokan ke pasar-pasar juga ikut turun.
"Berdasarkan data KSA Januari-Maret, produksi beras lebih rendah sekitar 2,82 juta ton dibandingkan produksi tahun lalu akibatnya harga gabah naik menembus Rp 8.000 di penggilingan," beber dia.
Hal yang sama juga terjadi pada komoditas pangan minyak goreng, lantaran pemenuhan pasokannya oleh pemenuhan dalam negeri yang menurun, sehingga pasokannya pun berkurang. Namun, permintaan minyak goreng justru meningkat.
"Namun, kenaikan minyak curah goreng tidak dapat dihindari karena menurunnya DMO minyak curah. Hal itu imbas dari masih lesunya ekspor CPO dan produk turunnya dari DMO bulan lalu," ungkap dia.
"Realisasi DMO akhir Februari 2024, 123.536 ton baru mencapai 41,2% dari target. Sisi positifnya minyakita terjaga, minyak curah 56.992 ton, minyakita 66.550 ton dari total pasokan," sambung Mendag Zulhas.
Sedangkan untuk kenaikan harga telur, kata dia merupakan imbas dari kenaikan harga pakan ternak jagung, yang juga menyebabkan produksi menurun.
Meski begitu, Ketua Umum Partai PAN ini melihat panen jagung mulai terjadi di daerah-daerah. Hal inilah yang membuat harga telur ayam juga berangsur turun.