Sumbangsih untuk Negeri, 2 Tahun Pasca Alih Kelola Blok Rokan

Pekerja-PHR-1.jpg
(Dok. PHR)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dua tahun sudah PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengelola Blok Rokan yang ada di Riau. Berbagai upaya dilakukan anak usaha subholding upstream Pertamina ini hingga berhasil mencapai produksi harian tertinggi di Indonesia saat ini.

Sejak diamanatkan untuk mengelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu, PHR langsung tancap gas dengan melakukan kegiatan pengeboran yang masif untuk menambahkan jumlah sumur yang berdampak pada kenaikan angka produksi. Total, sudah lebih dari 825 sumur di Wilayah Kerja (WK) Rokan dan penggunaan 84 rig.

"Alhamdulillah, di bulan kemerdekaan ini, PHR berhasil mencapai produksi harian sebesar 172 ribu barel setara minyak per hari (BOPD). Hasil ini semakin mengukuhkan posisi PHR sebagai penopang produksi hulu migas nasional dengan produksi harian tertinggi di Indonesia saat ini," ujar EVP Upstream Business PHR WK Rokan Edwil Suzandi. 

Edwil menambahkan, saat ini 1/4 produksi hulu migas nasional dihasilkan dari WK Rokan. Tak hanya itu, 1 per 3 produksi hulu migas Pertamina juga berasal dari hasil produksi WK Rokan.

"Sejak alih kelola, PHR terus berupaya untuk meningkatkan produksi, karena PHR sadar posisinya sebagai tulang punggung energi nasional. Berbagai upaya kita lakukan, termasuk di antaranya dengan mengatasi natural decline sebesar 2 ribu BOPD dan mendorong upaya pemulihan dengan meningkatkan produksi minyak mentah," kata Edwil.



Selain produksi, sejak alih kelola Blok Rokan, PHR telah menyetor sebesar Rp 48 triliun untuk pendapatan negara, pencapaian 63% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan pengalihan Participating Interest (PI) sebesar 10% untuk Riau.

"Selain menjadi penopang energi nasional, PHR juga berkomitmen dalam upaya peningkatan perekonomian, kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Riau. "Saat ini, PHR telah membuka lapangan kerja bagi 32 ribu orang di Riau. Tak hanya itu, PHR juga memprioritaskan masyarakat Riau untuk kesempatan kerja, magang, kerja praktik dan pengembangan vokasi. PHR juga menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi yang ada di Riau," kata Edwil.

PHR juga aktif meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat Riau lewat berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang menyasar pada 4 pilar utama, yakni pendidikan, kesehatan, lingkungan dan ekonomi. Sejak alih kelola, sudah ada 23 program TJSL yang dilakukan yang menyasar lebih dari 25 ribu penerima manfaat dan diganjar dengan lebih dari 25 penghargaan nasional dan internasional.

Di bidang pendidikan, PHR mengadakan program Beasiswa Prestasi untuk jenjang Sarjana (S-1) dan Pascasarjana (S-2). Tak hanya itu, PHR juga memberikan 93 beasiswa untuk Suku Sakai (salah satu satu asli yang ada di Riau) dan 394 siswa SMK program pengembangan vokasi.

"Untuk program Beasiswa Prestasi, yang jenjang S-1 sebanyak 10 putra-putri terbaik Riau mendapat beasiswa penuh kuliah di Universitas Pertamina di Jakarta. Sedangkan jenjang S-2 diberikan kepada 2 orang anak Riau terbaik untuk kuliah jurusan perminyakan di Amerika Serikat (AS). Semua kita bantu penuh agar putra-putri terbaik Riau ini bisa mengenyam pendidikan terbaik yang diharapkan bisa berdampak baik pula untuk Riau di masa mendatang," kata Edwil. 

Di bidang kesehatan, PHR gencar melakukan program pencegahan stunting kepada 3.300 penerima manfaat. Sedangkan di sisi lingkungan, berbagai upaya dilakukan PHR, salah satunya yakni program Konservasi Gajah dan Agroforestri dan Desa Energi Berdikari.

"Pada pilar ekonomi, PHR melakukan program dukungan pengembangan UMKM dan Desa Wisata yang ada di Riau. Ada lebih dari 400 UMKM yang dibina oleh PHR dan 75% di antaranya digerakkan oleh kaum perempuan," kata Edwil.