Lapangan Kerja hingga Tunjangan Pengangguran, Lepaskan Jerat Kemiskinan

warga-miskin2.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE - Dalam rentang waktu 6 bulan pada 2022 angka kemiskinan Indonesia mengalami pertambahan. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan adanya penambahan sebanyak 200 ribu jiwa dari rentang Maret 2022 ke September 2022, sehingga menjadi 26,36 juta orang.

Ditambah lagi, pandemi Covid-19 yang sudah merebak sejak awal 2020 masih menyisakan pukulan terhadap perekonomian masyarakat. Lalu, bagaimana caranya untuk meminimalisir jerat kemiskinan?

Kepala Ekonom BCA David Samual, mengungkap bahwa orang yang miskin dan tak memiliki hak istimewa atau privilage tidak mungkin malas bekerja. Sebab, jika tidak bekerja orang itu tidak memiliki pendapatan.

"Orang miskin bekerja di segala macam sektor informal, tidak bisa menganggur. Kalau semua kerja sektor informal juga tidak bagus karena tidak ada yang bayar pajak," ujar David, dikutip dari kumparan, 19 Januari 2023.

David memberikan pembanding, pemerintah Amerika dan Eropa menyediakan tunjangan pengangguran, sedangkan pemerintah di Indonesia tidak menyiapkan tunjangan tersebut.

Menurutnya, orang miskin tidak bisa malas, karena akan hidup lebih susah dan tersingkir. Sedangkan orang kaya justru bisa jatuh miskin karena sejumlah faktor.



"Orang kaya bisa miskin karena salah investasi. Trump pernah jadi miskin, konglomerat Hong Kong juga," lanjutnya.

Dikatakan David, agar masyarakat tidak terjerat kemiskinan, pemerintah berperan untuk mendorong sektor yang bisa menyerap tenaga kerja banyak. Sektor digital justru menciptakan pekerjaan baru, dengan munculnya jasa sopir transportasi online dan pengantar makanan.

"Sekarang digitalisasi muncul pekerjaan baru di sektor jasa, di sektor lain perlu dipikirkan dari segi logistik," katanya.

Pemerintah diharapkan memberikan sertifikasi peningkatan kemampuan, karena kebutuhan tenaga kerja lebih mengandalkan kemampuan dibanding latar belakang pendidikan.

Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal mengungkapkan cara keluar dari kemiskinan dengan menaikkan pendapatan dan mengendalikan gaya hidup. Pendapatan bisa naik dengan penciptaan lapangan kerja yang cocok dengan karakteristik masyarakat yang berpendidikan rendah.

"Susah kalau menciptakan lapangan kerja yang teknologi atau digital terus, harus disesuaikan. Sisi biaya hidup yang dikendalikan terutama inflasi pangan yang paling banyak pengaruh kepada masyarakat miskin," tutur Faisal.

Faisal menyebut subsidi untuk orang miskin harus menjadi perhatian pemerintah karena faktor akses terhadap pendidikan dan geografis. Pengaruh geografis dan area yang susah diakses menjadi penyebab faktor kemiskinan di Indonesia.