Waspadai Sejumlah Risiko, BI Riau Minta Jaga Inflasi Tahun 2022

Ilustrasi-Inflasi.jpg
(INTERNET)

Laporan: Haslinda

RIAUONLINE, PEKANBARU - Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau, Maria Cahyaningtyas mengatakan memasuki tahun 2022 sejumlah risiko harus diwaspadai agar inflasi tetap terkendali.

Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, realisasi inflasi tahunan Riau pada tahun 2021 tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 1,54 persen (year on year).

"Rendahnya inflasi Riau pada tahun 2021 tidak terlepas dari sinergi Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Riau. Salah satunya melalui inisiasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk menjaga kontinuitas pasokan," ujar Maria Cahyaningtyas, Rabu 5 Januari 2022.

Dijelaskannya, hal ini lantaran Riau bukan daerah produsen dan masih sangat menggantungkan kebutuhan pokok masyarakat pada provinsi tetangga. Sehingga, tingginya ketergantungan Riau terhadap pasokan komoditas pangan dari daerah lain perlu diwaspadai.



"Maka dari itu, koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus terus diperkuat agar inflasi Riau pada tahun 2022 berada pada sasaran inflasi 3,0%±1%," terangnya.

Diektahui, sebelumnya Kepala BPS Riau Misfaruddin mengatakan inflasi Riau pada bulan Desember 2021tercatat sebesar 0,05%, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yakni sebesar 0,38%.

Hal ini terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya tujuh indeks kelompok pengeluaran.

Diantaranya, kelompok penyediaan makan dan minuman/restoran sebesar 0,50 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,44 persen, kelompok transportasi sebesar 0,35 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,21 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,17 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen.