(istimewa)
Kamis, 21 November 2019 18:41 WIB
(istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pengamat ekonomi di Riau, Edyanus Halim mengingatkan pemerintah terkait maraknya pencurian minyak mentah atau illegal tapping yang kerap terjadi di Riau.
Menurut Edyanus, dengan banyaknya pencurian ini membuat calon investor merasa khawatir untuk menanamkan modal di Riau karena keamanan dan kepastian usaha mereka tidak terjamin.
Apalagi, Riau selama ini merupakan daerah penghasil Migas terbesar yang membutuhkan investasi besar.
"Pencurian ini bukti kalau pemerintah tidak tanggap, ini akan membuat orang tak berminat investasi di sini. Berbahaya dampak ekonominya, apalagi minyak itu butuh modal miliaran dolar untuk investasi," kata Edyanus, Kamis, 21 November 2019.
Maraknya illegal tapping ini menurut Edyanus harus dijadikan pelajaran bagi Pertamina selaku calon penguasa Blok Rokan nantinya, sehingga Pertamina harus membuat langkah antisipasi.
"Lalai kemanaan kita, usaha sebesar minyak itu masa tidak terkontrol, begitu juga perusahaan maupun SKK Migasnya," tutupnya.
Baca Juga
Sementara itu, anggota komisi IV DPRD Riau Abdul Kasim berharap agar perusahaan bisa mengakomodir keinginan masyarakat yang bermukim di sekitar pipa minyak.
Sebab, jika masyarakat sekitar sudah terakomodir maka masyarakat akan senantiasa melaporkan jika ada hal-hal mencurigakan.
"Jadi, jika ada pencurian cepat sampai laporannya ke instansi terkait," katanya.
Sebelumnya, Kepolisian Polda Riau berhasil mengungkap jaringan pembobolan minyak (illegal tipping) yang merugikan negara hingga Rp 1,9 milyar perhari.
Dalam pengungkapan ini, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengatakan pihaknya sudah menangkap lima orang tersangka yang diduga berperan penting dalam pencurian hasil minyak ini.
Lima orang tersebut ialah, DP yang berperan sebagai pencari tempat dan koordinator lapangan, lalu JH sebagai orang yang menyuruh melakukan pencurian minyak sekaligus donatur untuk membeli alat- alat dalam melancarkan aksi ini.
Lalu, ada AM yang berperan sebagai pembeli minyak mentah.
Agung menjelaskan, dalam kegiatan pencurian minyak ini, kelompok ini bekerja dengan sangat terorganisir.
Adapun modus para pelaku ini membuat saluran pipa yang ditanam di dalam tanah dan di aliri ke dalam sebuah warung yang sudah ia beli dari masyarakat setempat.