Selama 10 Tahun Terakhir, Tahun Ini Penumpang Turun 25 Persen

Kondisi-Arus-Bandara-SSK21.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/SUCI AULYA)

Laporan: RICO MARDIANTO 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kurun waktu 10 tahun terakhir, baru di tahun 2019 inilah, Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru, mengalami penurunan penumpang secara drastis. 

Penurunan tersebut akibat tingginya harga tiket pesawat terbang usai Lebaran tahun lalu. Tak tanggung-tanggung, penurunan tersebut hingga 25 persen dibandingkan Idul Fitri 2018 silam.   

"Sudah lebih 10 tahun terakhir ini, tidak pernah terjadi penurunan penumpang sejauh ini," ungkap Koordinator Posko Lebaran Bandara SSK II, Eston H. Sianturi, Rabu, 5 Juni 2019.

Eston menjelaskan, jika dibanding tahun lalu total, pergerakan penumpang di Bandara SSK II per hari, mulai H-5 lebaran 2018 sebanyak 14.511 penumpang, turun menjadi 11.007 jiwa di tahun ini.

Sehari kemudian, H-4 total pergerakan penumpang per hari mencapai 14.040 pada 2018, turun menjadi 10.899 jiwa, dan H-3 total penumpang 14.074 pada 2018, turun menjadi 10.307.



 

 

"Sedangkan di H-2 tahun 2018, penumpang berjumlah 13.909 turun menjadi 9.876 pada 2019, dan H-1 lebaran 2019 anjlok ke angka 5.119 penumpang dari 12.742 di 2018 lalu.

Eston menyebut, penurunan jumlah penumpang terjadi sejak tarif tiket pesawat melonjak naik. Selain itu, tuturnya, ada pembatalan penerbangan rata-rata dua hingga tiga penerbangan per hari.

Menurut Eston, tidak hanya berdampak pada penurunan jumlah penumpang, kenaikan tarif tiket pesawat juga menyebabkan pendapatan bandara turun dari target ditentukan Angkasa Pura (AP) II, sebagai pengelola Bandara di Indonesia.

"Target diupayakan dengan cara lain. Untuk saat ini, diusahakan dengan mencari bisnis lain seperti penyewaan ruangan dan gerai-gerai makanan, dan kita lakukan penghematan listrik," ujarnya.

Eston berharap sebaiknya pemerintah mempertimbangkan bagaimana tarif pesawat terjangkau masyarakat. Ia memprediksi keadaan seperti ini akan berlangsung lama, sebab belum ada indikasi tarif tiket pesawat bakal turun.

"Perlu dilakukan koordinasi dengan pemerintah dan maskapai. Karena ini bukan kepentingan bandara, tapi ini kepentingan masyarakat," katanya.