RIAUONLINE, DURI - Tokoh masyarakat Duri, Anwarsyah menyayangkan statement kontraktor Duri Islamic Center (DIC) yakni Hendri Along yang menuduh adanya anggota DPRD Bengkalis meminta "kue" dalam proyek tersebut.
Anwar mengatakan, dirinya berterima kasih kepada dinas PU dan anggota DPRD Bengkalis yang turun langsung ke lapangan dengan membawa tim independen dari Universitas Islam Riau (UIR).
Adapun tujuan kunjungan kerja ini adalah untuk memastikan apakah tiang pancang yang akan digunakan untuk pembangunan DIC ini memenuhi kualitas dan mutu atau tidak.
Sebab, diduga pembuatan tiang pancang ini di buat secara manual tanpa ada lisensi dari pihak yang berwenang.
"Saya sebagai putra Melayu sangat berterima kasih kepada anggota DPRD yang mau peduli dan turun tangan mengawasi pembangun DIC ini sebagai sarana pusat kebudayaan Islam di Kabupaten Bengkalis nantinya," ujar Dato' Panglima Laskar Melayu Riau Bersatu ini didampingi Dato' Setia Usaha 1 LMRB Alimujahidin, Jumat, 31 Mei 2019.
Namun, Anwar mengaku sangat menyayang kan pernyataan kontraktor yang tuduh sana dan tuduh sini tanpa ada bukti sedikit pun, sehingga hal tersebut menjadi perhatian semua kalangan.
"Kalaupun ada anggota DPRD yang mengawasi proyek-proyek di wilayah Bengkalis, itu sudah menjadi bagian tugas pokoknya, jadi saudara Along sudah salah memberitakan hal ini, jangan kan anggota DPRD masyarakat biasa saja punya hak untuk mengawasi," jelasnya.
Ditambahkan Anwar, pembangunan DIC ini menggunakan APBD Bengkalis, yang artinya uang tersebut berasal dari rakyat sehingga rakyat harus mengawasi proyek ini sampai selesai.
Tak hanya itu, HA yang membawa-bawa kitab suci Alquran dalam pembenarannya juga dianggap Anwar sebagai suatu kesalahan, sebab kitab suci tidak ada kaitannya dengan proyek ataupun oknum anggota DPRD yang disebutnya.
"Melalui media saya minta klarifikasi saudara Along mengapa sampai kitab suci saya di bawa-bawa yang itu bukan kitab suci dia," tutupnya.
Untuk diketahui, pembangun DIC menjadi sorotan pasca tersiar dugaan bahwasanya tiang pancang yang akan digunakan tidak memiliki lisensi.
Sementara kontraktor proyek Hendri Along, mengatakan tiang pancang itu dibuat bukan di kawasan pembangunan DIC, sehingga apabila tiang pancang ini tidak memenuhi standar maka tidak usah diterima.
"Saya berani cetak ini, saya berani tanggung jawab. Kalau tak betul, tak usah di terima, kan sekarang kita masih di luar tahap DIC, tidak ada sangkut pautnya dengan DIC," ungkapnya.
Hendri Along menilai opini seperti ini sengaja dihadirkan di tengah masyarakat seolah-olah pihaknya tidak becus dalam mengerjakan proyek tahun jamak ini.
"Saya sudah minta penilaian tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk pembangunan ini, saya tidak mau dituduh-tuduh begini, cuma gara-gara seseorang. Di buat opini tidak betul," jelasnya.
Kalau memang yang dipermasalahkan tiang pancang, Along menegaskan bahwa pemberhentian pembuatan tiang pancang harus dilakukan di semua tempat.
Pasalnya, tiang pancang untuk pembangunan DIC tidak hanya di Duri saja, namun juga didatangkan dari Bengkalis dan Pekanbaru.
Along menambahkan, dirinya akan melaporkan hal ini ke aparat penegak hukum, karena merasa dirinya dipojokkan di mana pembuatan tiang pancang dihentikan tanpa ada surat perintah.
"Saya tak mau dipojokkan. Sekarang nama saya sudah tercoreng, seolah kerjaan saya tak betul, padahal belum tentu kebenarannya," tuturnya.
Along menyebut bahwa opini ini disebar oleh salah seorang oknum anggota DPRD Bengkalis yang tidak diakomodir keinginannya oleh Along, sehingga sengaja menciptakan opini begini.
"Anggota dewan urus aja kerjaannya, jangan urus proyek. Benar. Ada anggota DPRD itu, kalau dia tidak percaya, suruh dia bawa alquran, kita sumpah pocong," tutupnya.