RIAU ONLINE, PANGKALAN KERINCI - Perusahaan pulp dan kertas di Pangkalan Kerinci, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) membuka kesempatan bagi siapa saja berkompeten untuk bergabung, termasuk generasi kedua.
Generasi kedua adalah karyawan muda RAPP dimana orangtua mereka juga bergabung dengan RAPP. Para Generasi kedua ini tetap menjalani proses seleksi selayaknya calon karyawan lain yang ingin bergabung.
Muhammad Ingga Satria menceritakan sebelum bekerja di RAPP, ia meraih beasiswa dari perusahaan untuk berkuliah di Akademi Teknologi Pulp dan Kertas (ATPK) di Bandung. Kemudian, setelah lulus, ia langsung bekerja di RAPP.
“Jadi kebetulan waktu SMA saya ikut olimpiade matematika, dan pembimbing saya kasih undangan dari Tanoto Foundation untuk dikuliahkan ke Bandung, saya ikut. Dan, Alhamdulillah saya masuk,” tutur Ingga, sapaan akrabnya, kini tengah menjabat sebagai DCS (Distribusi Control System) PM (Paper Machine) 3, tentang perkenalannya dengan RAPP.
Berbeda dengan Rommy Endrawan, ia awalnya ingin menjadi polisi. Namun, ia gagal saat mengikuti tes pantukhir. Kemudian ia melanjutkan kuliah di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.
“Kebetulan keluarga besar dari ibu rata-rata polisi, dan Rommy kebetulan cucu pertama laki-laki, diharapkan melanjutkan jadi polisi. Tapi mungkin takdir berkata lain. Sempat nganggur setahun karena fokus di polisi, gagal di pantukhir, jadi lanjut kuliah,” cerita Rommy Endrawan atau Rommy yang kini menjabat di posisi Application Development.
Rommy menjelaskan bekerja di RAPP harus memiliki komitmen yang kuat. Jika tidak serius, lanjut Rommy, mereka akan gagal.
“Jadi kalo di sini (RAPP) sangat berkomitmen, kalau tidak pantas untuk join di sini tidak akan diterima. Jadi bukan karena siapa bapaknya atau anak siapa. Di sini fair, dia bisa ayo lanjut, kalo dia enggak bisa kita harus cari yang sesuai. Jadi tidak minder, sangat bangga malahan,” lanjut Rommy.
Lain lagi dengan Eny Chairani, sebelum diterima sebagai karyawan RAPP, Eny mengikuti program magang. Magang yang seharusnya dua bulan, Eny malah menjalaninya hingga ia lulus.
“Seharusnya dari kampus dua bulan, tapi kebetulan orang kantor cocok dengan kontribusi selama magang, jadi diperpanjang sampai tamatlah,” jelas Eny, yang kini tengah menjabat sebagai Corporate Visit Coordinator.
Dipercaya untuk mengemban tugas oleh RAPP membuat ketiga second generation ini terus berinovasi dan meningkatkan kinerjanya.
Hal itu tidak hanya dilakukan untuk perusahaan, tetapi juga untuk membuktikan diri bahwa mereka berkompeten, dan berhasil masuk bukan hanya karena label “anak karyawan” belaka.
“Improvement atau perbaikan itu adalah hal wajib, kalau tidak ada improvement sebentar lagi akan gagal, tidak ada kesuksesan yang bisa diraih. Setiap hari mikir gitu, kalau sekarang sudah beres, besok apalagi masalah yang bisa improve ke depannya,” jelas Eny. (rls)