RIAU ONINE, PEKANBARU – Sejarah penemuan sumur minyak humi di bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau, sangat panjang, sedari zaman Kolonial Belanda.
Ini dimulai dari aktivitas seismik sumur Minas, kini di Kabupaten Siak, dalam hutan belantara, kala itu. Aktivitas ini kemudian berlanjut di zaman pendudukan Jepang saat ahli geologi Jepang, Toru Oki, bersama Richard H Hopper, petinggi Chevron, dan petugas pengeboran orang Indonesia, Gebok, tahun 1944 menjadi pionir pengeboran Sumur Minas No. 1.
Dari sinilah tonggak perminyakan di Riau dimulai hingga puncaknya pada tahun 1970-an dengan produksi mencapai 1 juta barel per harinya.
RIAUONLINE.CO.ID merangkum semua tahapan sejarah dipatrikan oleh PT Chevron bagi daerah dan masyarakat Riau. Berikut tahapan tersebut:
Tahun 1939, dimulainya aktivitas seismik sumur Minas di belantara Riau
Tahun 1939, dimulainya aktivitas seismik sumur Minas di belantara Riau
Tahun 1944, Toru Oki ahli geologi Jepang, bersama Richard H Hopper, petinggi Chevron.
GEDOK, tahun 1944, petugas pengeboran, menjadi pionir pengeboran sumur Minas No. 1.
Di tahun 1952, Menteri Ekonomi Sumanang Surjominoto meresmikan pengapalan pertma minyak dari Lapangan Minas melalui Sei Pakning.
Tahun 1957, dilakukan serah terima gedung SMA Negeri pertama di Pekanbaru dari Caltex Pacific Oil Company kepada pemerintah daerah. Sekolah tersebut kemudian dikenal sebagai SMAN 1 Pekanbaru.
HELIKOPTER digunakan untuk melakukan operasi heli Rig untuk medan sulit dilakukan pada tahun 1968.
TAHUN 1960, Jembatan Ponton, membelah Sungai Siak, menghubungkan Kota Pekanbaru dengan Rumbai.
JEMBATAN Siak I rampung pada tahun 1977. Ini menjadi jembatan pertama di Pekanbaru menghubungkan Sumatera bagian barat dan timur.
LETNAN Jenderal Ibnu Sutowo memberikan kata sambutan saat meresmikan Bandara Dumai pada tahun 1975.
PADA 1966, dilakukan peresmian Kantor Kota Madya Dumai sekaligus pelantikan Wali Kota Dumai pertama.
Peresmian proyek injeksi uap lapangan Duri oleh Presiden RI Soeharto. Proyek ini merupakan salah satu terbesar di dunia. Teknologi ini terbukti mampu memperpanjang usia Lapangan Duri.
Pada 15 Juli 1958, dermaga minyak pertama di Dumai diresmikan. Dermaga ini menjadi pintu gerbang pengapalan minyak mentah berkontribusi terhadap pendapatan Indonesia hingga kini.
Pada 19 Maret 1958, jalan raya menghubungkan Duri-Dumai, akhirnya terhubung. Dengan menembus tanah berawa dan berlumpur, jalan ini sedianya dibangun untuk jalur inspeksi pipa minyak dan kegiatan operasi. Namun pada perkembangannya, jalan tersebut menjadi ruas jalan utama Pekanbaru-Dumai, seperti saat ini.