(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)
Sabtu, 1 Desember 2018 18:18 WIB
Editor: Fakhrur Rodzi
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Direktur Jenderal Perkebunan RI, Bambang Wahyu Dwiantoro, tidak dapat menyimpan kekecewaannya kepada para petani kelapa sawit di Riau.
Kekecewaannya itu diluapkannya saat menghadiri dan menjadi pembicara kunci dalam program Percepatan Peremajaan Sawit bagi Para Petani Riau 2018, Jumat, 30 Desember 2018, di Hotel The Premiere, Pekanbaru.
"Padahal pemerintah pusat telah menggelontorkan biaya sangat besar untuk replanting (Peremajaan) ini. Tapi kenyataanya apa terjadi?" Kata Bambang dengan nada kekecewaan.
Baca Juga:
5.000 Ton Limbah Pengolahan Sawit Berbahaya Menumpuk Di Dumai
Kekecewaan Bambang sangat mendasar. Pasalnya, anggaran dialokasikan untuk peremajaan sawit Rp 5 triliun oleh pemerintah pusat dibagikan kepada para petani melalui kelembagaan petani, malah disia-siakan oleh mereka.
Baca Juga
Para petani Riau, tuturnya, dianggapnya masih enggan memanfaatkan program pemerintah dalam upaya meningkatkan produktifitas kebun mereka itu.
Bambang menambahkan, masyarakat Riau tidak menanggapi program ini dengan baik. Bahkan, disebutkannya, selama Oktober 2018, petani yang baru terdata hanya sekitar 45 ribu hektare dan mereka baru merekomendasikan 5 ribu hektare untuk diremajakan.
"Saya kecewa karena dalam kenyataannya hingga akhir September 2018 belum ada satupun rekomendasi sampai di Dirjenbun. Tapi selama bulan Oktober sudah ada yang masuk di Provinsi 45 ribu hektare. dan rekomendasi baru 5 ribuan hektare," jelasnya.
Masih jauh dari target Ditjen Perkebunan 185 ribu hektare hingga 15 Desember 2018 mendatang untuk 3.2 juta hektare kebun sawit yang terdata di meja mereka.
"Jadi manfaatkanlah program ini. Manfaatkan sisa waktu yang ada sampai tanggal 15 Desember nanti. Supaya kita bisa mengejar target 185 ribu hektare itu," harapnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id
