LAPORAN: FATMA KUMALA
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Juli 2018 sebesar 0,31 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi Juni tahun lalu yang juga bertepatan dengan Lebaran 2017 sebesar 0,11 persen. Dengan demikian, laju inflasi pada tahun kalender Januari-Juni 2018 tercatat sebesar 1,49 persen dan inflasi tahunan (year on year/yoy) mencapai 3,15 persen.
Kepala BPS Riau, Aden Gultom menjelaskan, kenaikan tarif angkutan umum pada perayaan bakar tongkang menjadi pemicu inflasi Juli 2018. "Karena banyak wisatawan yang datang, menyebabkan permintaan meningkat," ujar Aden, Rabu, 1 Agustus 2018.
Aden menjelaskan kontribusi dari tarif angkutan ini menyebabkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasi sebesar 0,73 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Kenaikan tarif angkutan udara menyumbang andil inflasi sebesar 0,16 persen, diikuti tarif sepeda motor dengan andil inflasi 0,01 persen, tarif pulsa ponsel dan bensin dengan andil masing-masing sebesar 0,02 persen dan beberapa komoditas lain masing-masing menyumbang inflasi kurang dari 0,01 persen.
Kelompok lainnya yang menyumbang inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,56 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,25 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,18 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,13 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,05 persen. Sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,07 persen
“Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain, daging ayam ras, angkutan udara, jengkol, nasi dengan lauk, telur ayam ras, ayam hidup, tarif pulsa ponsel, bensin, susu untuk balita dan lain-lain,” jelasnya.
Kenaikan harga daging ayam ras memberikan andil sebesar 0,29 persen. Disusul harga jengkol dengan andil sebesar 0,07 persen, telur ayam ras dengan andil sebesar 0,05 persen, ayam hidup dengan andil sebesar 0,03 persen, susu untuk balita dengan andil sebesar 0,02 persen, beras, petai, tomat buah dan tomat sayur dengn andil masing-masing sebesar 0,01 persen dan beberapa komoditas lainnya yang memberikan andil deflasi kurang dari 0,01 persen.
Meski demikian, terdapat komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabai merah, angkutan antar kota, daging sapi, bawang merah, udang basah, tarif kendaraan travel, kentang dan lain-lain.