RIAU ONLINE - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta Garuda Indonesia untuk mengevaluasi rute Jakarta-London yang digarap maskapai tersebut. Bila memang tidak menguntungkan, rute tersebut dinilai lebih baik ditutup.
Dikutip dari laman Liputan6, Minggu 22 April 2018, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Gatot Trihargo mengatakan Menteri BUMN Rini Sumarno telah meminta Garuda untuk mempertimbangkan kembali pengoperasian rute Jakarta-London. Sebab, selama ini rute tersebut dinilai kurang menguntungkan bagi Garuda.
"Bu Menteri minta untuk ditinjau yang ke London. Itu bukanya April tahun lalu, sudah lebih dari setahun. Dari pada merugi di luar, lebih baik di dalam," ujar dia dalam acara peringatan ulang tahun Taspen di Jakarta, Minggu 22 April 2018.
Dia menjelaskan, pasar penerbangan untuk rute Jakarta-London yang digarap Garuda selama ini hanya sekitar 35 ribu penumpang per tahun.
Padahal untuk rute sejenis seperti London-Perth potensi pasarnya 350 ribu penumpang per tahun.
"Tadinya kita maunya seperti rute Kanguru, itu rute dari London ke Australia di mana tiap tahun ada 350 ribu. Qantas Juli nanti akan terbang direct dari London ke Perth ke Sidney. Jadi dia bisa direct. Itu kan akan mempengaruhi kesempatan kita. Tahun lalu kita penumpang dari UK (London) ke Jakarta 35 ribu, itu cuma 10 persen," jelas dia.
Oleh sebab itu, lanjut Gatot, dari pada mempertahankan rute internasiona yang tidak memberikan keuntungan, lebih bagi Garuda Indonesia menggarap rute-rute di dalam negeri. Hal ini juga akan memberikan dampak bagi perekonomian di daerah.
"Waktu buka Jakarta-London, Bu Menteri minta dilihat kalau tidak profitable, dari pada kita merugi, dari pada kita mensupport di luar negeri tapi mensubsidi dari dalam negeri, lebih baik fokus di dalam negeri. Lebih banyak rute-rute yang bagus," tandas dia.(2)