Laporan : HASBULLAH TANJUNG
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman angkat bicara terkait kebijakan perbedaan harga bahan bakar pertalite di Riau dengan daerah lainnya, hingga membuat publik bertanya-tanya.
"Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dan itu sudah disetujui oleh kedua belah pihak, yakni pemprov dan DPRD," ungkapnya, Sabtu, 20 Januari 2018.
Dana tersebut, lanjutnya, dimasukkan ke APBD dan digunakan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur meskipun pembangunan belum maksimal.
Baca juga:
Wow, Harga Pertalite Di Riau Tertinggi Se-Indonesia. Ini Penyebabnya
"Jadi, aliran dananya bukan kepada individu, dalam hal ini Gubernur Riau," tambahnya.
Meski demikian, politisi yang akrab di sapa Dedet ini, akan berupaya untuk menurunkan harga pertalite. Antara lain dengan cara meminta Dispenda Riau agar melakukan pengkajian menurunkan harga pertalite ini.
Langkah ini, menurut Dedet, bisa meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi pertalite, karena harganya yang tidak terlalu jauh dari premium.
"DPRD menginginkan pertalite turun, kalau turun diharapkan peminat banyak dan omset menaik, misalnya harga pertalite 7700, pajak yang diterima Rp.700, omset 10 juta liter pertahun itu 7 M. Kalau harga 7350, pajak yang diterima Rp 350, omset meningkat dari 10 menjqdi 30 juta liter pertahun, yakni 10.5 M. lni kan lebih tinggi hasilnya, dan masyarakat menengah terbantu, ini yang sedang kita kaji minat masyarakat itu," jelas politisi Demokrat ini.
Untuk itu, Dedet menghimbau masyarakat Riau untuk bersabar mengenai kebijakan pajak pertalite 10 persen ini, karena pihaknya sedang berupaya.
"Sabar, ini sedang simulasi, karena banyak faktor yang harus di perhitungkan," tutupnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Pertamina merilis harga Pertalite di seluruh provinsi se-Indonesia. Dari daftar tersebut, ternyata Provinsi Riau dan Kepulauan Riau nilai jual Pertalite tertinggi dibandingkan provinsi-provinsi di Pulau Jawa, Kalimantan, bahkan di Papua. Per liter, Pertalite dijual Rp 7.900.
Manager Humas Pertamina Wilayah Sumbagteng, Rudi Arrifanto kepada RIAUONLINE.CO.ID, menjelaskan tingginya harga Pertalite di Riau akibat kebijakan Pemerintan Provinsi (Pemprov) Riau yang menambahkannya dengan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). (1)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id