RIAU ONLINE, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar Rupiah pagi ini, Selasa (29/9) sangat bergejolak. Nilai tukar dibuka pada level Rp 14.727 per USD dan kemudian terus melemah. Data Bloomberg mencatat, Rupiah sempat menyentuh titik terendah yaitu Rp 14.813 per USD pada pukul 09.05 WIB. Namun kemudian Rupiah kembali bergerak turun dan saat ini berada di level Rp 14.734 per USD.
Perdagangan kemarin, nilai tukar Rupiah ditutup melemah 19 poin atau 0,13 persen di level Rp 14.674 per USD, atau melemah dari pembukaan di Rp 14.661 per USD.
Kemarin, Rupiah sempat menyentuh titik terlemah pada tengah hari atau pukul 12.50 WIB yaitu nyaris Rp 14.800 per USD. Data Bloomberg mencatat, Rupiah sempat berada di level Rp 14.781 per USD. (BACA JUGA: Penukaran Dollar Dibatasi Hanya USD 25 Ribu Saja)
Informasi saja, Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti memprediksi nilai tukar Rupiah tidak akan menembus level Rp 15.000 per USD di akhir tahun nanti. Destri menyebut, nilai tukar akan berada dilevel Rp 14.500 hingga Rp 14.8000 per uSD.
"Kita setuju pertumbuhan ekonomi 4,8 persen tahun ini. Kalau kurs dilevel Rp 14.500 - Rp 14.800 per USD," ujarnya di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (21/9).
Destry menjelaskan, masih terus melemahnya nilai tukar Rupiah terjadi karena dua sebab. Pertama, China yang masih diperkirakan melemahkan mata uangnya. Selain itu, mendekati akhir tahun, permintaan dolar AS semakin tinggi untuk pembayaran utang yang jatuh tempo
"Kebutuhan tiga, empat bulan untuk bayar utang," jelas dia seperti dikutip Merdeka.com.
Senior Ekonom Bank Mandiri, Aldi Taloputra meramal ekonomi global akan segera membaik, namun tidak secepat dari sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi China dan kondisi Amerika Serikat.
"Sebab, perlambatan China bisa mengganggu pemulihan di AS. Bahkan, arah ekonomi China belum jelas. Hal inilah yang menjadi acuan dari The Fed untuk tidak menaikkan suku bunganya," kata Aldi.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline