RIAUONLINE, JAKARTA - Analis dari LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, memprediksi kurs rupiah akan mencapai 15 ribu per dolar Amerika Serikat akhir pekan ini. Kondisi yang tak kunjung membaik juga diprediksi terjadi pada nilai indeks harga saham gabungan (IHSG) yang bakal mencapai 4.100 hingga 4.050.
Lucky mengatakan, sektor yang sangat terancam dengan kondisi saat ini adalah perbankan. Sebab, menurut Lucky, ketika rupiah lemah, masyarakat akan menilai bahwa kondisi mata uang tidak memiliki posisi tawar sehingga mereka cenderung menghindari rupiah. “Akibatnya, tidak akan ada yang menabung,” ujar Lucky saat dihubungi Tempo, Jumat, 25 September 2015. Sebagaimana dilansir RIAUONLINE.CO.ID.
Ketika rupiah semakin jarang di pasar, kata Lucky, mata uang lain yang memiliki kinerja lebih tinggi dari rupiah akan mendominasi. Hal ini akan berdampak pada kemampuan daya beli masyarakat yang terus merosot. “Karena mereka menilai barang yang dikonsumsi tidak akan memiliki future value yang menarik,” Lucky menjelaskan. (KLIK: Saham Jatuh, 3 Taipan Rugi Rp78,8 Triliun Dalam Sehari)
Menurut Lucky, ketika hal itu terjadi maka akan berdampak negatif untuk iklim investasi. Sebab masyarakat melakukan investasi dengan harapan bisa mendapatkan nilai tambah di waktu berikutnya. ”Sedangkan sekarang saja pemerintah mengoreksi dari 5,5 persen menjadi 5,3 persen. Itu menunjukkan belum adanya kepercayaan diri dari pemerintah,” ujarnya. (BACA: Tak Ada Dewa Penolong dalam Perlambatan Ekonomi Kini)
Sejauh ini analisa Lucky belum terbukti di lapangan. Meski hari ini rupiah sudah menembus angka 14.690, Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Samsu Adi Nugroho mengatakan hingga saat ini belum ada bank yang diserahkan kepada LPS untuk ditangani. “Bisa dikatakan secara umum masih aman,” katanya, saat dihubungi Tempo via WhatsApp.