RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tim Harga Minyak Indonesia melansir rerata harga jual minyak mentah nasional atau Indonesian Crude Price (ICP) untuk penjualan Agustus 2015 hanya US$ 42,81 per barel, anjlok 17,3 persen dari ICP Juni yang berada di angka US$ 51,81 per barel.
Sementara untuk minyak Minas/SLC di sepanjang Agustus 2015, rerata harga jualnya tercatat hanya menyentuh US$ 43,21 per barel, turun sebesar US$ 8,70 per barel dari posisinya bulan sebelumnya di level US$ 51,91 per barel.
Tim harga minyak mensinyalir, penurunan ICP di medio Agustus 2015 tak lepas dari anjloknya harga minyak mentah di pasar internasional akibat beberapa faktor, seperti:
1. Peningkatan jumlah produksi minyak dari anggota negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang pada Juli kemarin mencapai 31,5 juta barel per hari (bph), naik 0,1 juta bph dari rerata produksi bulan sebelumnya.
2. Adanya revisi mengenai jumlah pasokan minyak dari negara-negara Non OPEC yang tahun ini diproyeksikan mencapai 57,46 juta bph, atau meningkat 0,08 juta bph dari publikasi target sebelumnya di 57,46 juta barel.
3. Adanya catatan dari Representatif Pemerintah Iran dan OPEC yang menyatakan bahwa produksi minyak dari negara OPEC diproyeksikan meningkat hingga 33 juta barel per hari pasca penghapusan sanksi Iran.
4. Adanya peningkatan jumlah oil rig count dunia (kecuali Cina dan Former Soviet Union) di bulan Juli 2015 dibandingkan bulan Juni 2015.
5. Adanya proyeksi mengenai masih banyaknya jumlah pasokan (over supply) minyak selama semester II 2015 yang ditaksir mencapai 1,4 juta bph dengan asumsi rata-rata produksi OPEC sebesar 31,7 juta bph, belum memperhitungkan proyeksi kenaikan produksi Iran pasca penghapusan sanksi.
6. Adanya peningkatan jumlah stok distillate fuel oil Amerika Serikat yang pada akhir bulan Agustus 2015 lebih tinggi 5 juta barel dibandingkan dengan stok pada akhir Juli 2015.
Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, fenomena penurunan harga minyak mentah disebabkan oleh beberapa faktor termasuk penurunan indikator perekonomian China yang direpresentasikan melalui anjloknya harga Indeks CSI 300, serta potensi penurunan perekonomian negara Asia lainnya menyusul efek dari devaluasi Yuan yang dilakukan oleh Pemerintah China.
“Faktor lainnya, proyeksi produksi minyak China 2015 direvisi naik 30 ribu barel per hari pada publikasi OPEC Agustus 2015 dibandingkan publikasi OPEC Juli 2015. Selain itu peningkatan stok minyak mentah China di bulan Juli 2015 sebesar 1,05 persen dibandingkan Juni 2015,” tulis Tim Harga Minyak seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Jumat (4/9).
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Agustus 2015 sebagai berikut:
1. WTI (Nymex) mencapai US$ 42,89 per barel, turun sebesar US$ 8,04 per barel dari US$ 50,93 per barel pada Juli 2015.
2. Brent (ICE) mencapai US$ 48,21 per barel, turun sebesar US$ 8,56 per barel dari US$ 5,76 per barel pada Juli 2015.
3. Basket OPEC mencapai US$ 45,38 per barel, turun sebesar US$ 8,80 per barel dari US$ 54,19 per barel pada Juli 2015.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline