RIAU ONLINE - Sekali lagi Aceh diguncang gempa. Gempa tektonik berkekuatan 6,5 skala richter membuat warga Aceh kembali merasakan trauma gempa dan tsunami yang melanda pada 26 Desember 2004 silam.
Tidak hanya Aceh, gempa kerap mengintai wilayah Sumatera. Bahkan 7 dari 10 gempa terkuat pernah menghantam wilayah Sumatera.
Pada 25 November 1883, gempa berkekuatan 9,2 skala richter di lepas pantai barat Sumatera memporak-porandakan bumi Sumatera. Kala itu, Indonesia masih dikuasai Belanda. Tercatat 6.000 orang di pesisir pantai meninggal dunia.
Baca Juga: 99 Orang Meninggal Dunia dalam Gempa Pidie Jaya Aceh
Lalu, mengapa wilayah Sumatera disebut kawasan rawan gempa?
Indonesia berada di lempeng Eurasia yang mencakup wiayah Thailand, Malaysia, China hingga Eropa. Lempeng ini memiliki batas bernama lempeng India-Australia. Batas atau boundary dari lempeng ini berada di pesisir sebelah timur Pulau Sumatera, tepatnya 200 kilometer dari tepi pantai dan 5 kilometer dari permukaan air laut.
Batas dua lempeng ini bernama Sumatran Subduction Trench. pada batas inilah pergerakan dua lempeng benua terjadi. Setiap pergerakan akan menghasilkan energi yang sangat besar. Energi ini membuat getaran di permukaan yang disebut gempa.
Klik Juga: Subhanallah, Balita Ini Selamat dari Reruntuhan Ruko Akibat Gempa
Dilansir dari BOOMBASTIS.COM, Lempeng Indo-Australia berada di bawah lempeng Eurasia. Lempeng ini terus memberi tekanan ke bawah dan ingin menyusup, hingga terjadi tumbukan di bawah yang menghasilkan energi kuat.
Lempeng Eurasia yang ada di atas lempeng Indo-Australia akan bergerak ke atas untuk melepaskan energi tersebut. Saat itulah akan terjadi gempa hingga mengakibatkan banyak kkerusakan di permukaan. Bahkan, getarannya dapat memicu terjadinya tsunami.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline