RIAU ONLINE - Panggung juara Grand Prix memiliki tradisi unik untuk setiap pebalap yang menang, yakni perayaan dengan arak atau bir.
Tapi tampaknya perayaan itu tidak berlaku untuk seorang pebalap Muslim ini. Semua juara akan berlari ke podium saat perayaan arak akan dimulai. Namun, juara Moto3 Grand Prix di Sirkuit Sachsenring, Jerman ini justru menghindar agar tidak terkena semburan arak.
Khairul Idham, pebalap Muslim berusia 17 tahun asal Malaysia. Pada Minggu, 17 Juli 2016 menorehkan prestasi gemilang dengan memenangkan Moto3 dalam Grand Prix di Sirkuit Sachsenring, Jerman.
Khairul memulai balapan di posisi belakang, grid ke-20. Namun, posisi tersebut mampu menyalip satu persatu pebalap di depannya hingga membuatnya memimpin balapan.
BACA JUGA: Kalah Lagi, Rossi: Masih Ada Setengah Kompetisi Lagi
Khairul berhasil menjadi pebalap pertama yang melewati finis. Dengan catatan waktu 47 menit dan 07,763 detik, ia meninggalkan pebalap Leopard Racing, asal Italia, Andrea Locatelli dan pembalap Gresini, Enea Bastianini, yang menjadi juara dua dan tiga dalam ajang itu.
“Aku mengucapkan syukur alhamdulillah dan terima kasih banyak kepada timku yang senantiasa bekerja keras untukku,” kata Khairul seperti dikutip Tarbiyah.net, Rabu, 20 Juli 2016.
Usai lagu kebangsaan Malaysia, Negaraku dikumandangkan, Khairul segera meninggalkan podium meski Locatelli dan Bastianini berusaha mengejarnya.
KLIK JUGA: Marquez: Saya Bukan Pebalap Tercepat
Khairul benar-benar ingin menghindari terkena semburan arak yang disemprotkan saat para juara mengangkat tropi kemenangannya di podium.
Khairul yang memilih menghindari semburan, tak ayal menuai pujian dari netizen yang menilai Khairul memegang teguh komitmen sebagai seorang Muslim.
Simak berita MotoGP lainnya dengan klik di sini.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline