RIAU ONLINE, JAKARTA - Sebanyak 13 kapal Vietnam dan 10 Kapal Malaysia diledakkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Selasa (5/4/2016). Peledakan kapal ikan asing yang tertangkap tangan mencuri ikan di perairan Indonesia itu dilakukan di tujuh tempat berbeda.
Tujuh lokasi yang dijadikan tempat peledakan dan penenggelaman kapal ada di Provinsi Riau, Aceh, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Kepulauan Riau. Karena berbeda tempat, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti selaku Komandan Satuan Tugas 115 memberikan perintah peledakan dengan video conference.
BACA JUGA : Orang Yahudi Boikot Peringatan Holocaust di Kroasia
Rincian kapal yang ditenggelamkan adalah lima kapal ditenggelamkan di Batam (empat kapal Malaysia dan satu Vietnam), dua kapal asal Malaysia diledakkan di Tarempa, Riau; tiga kapal Malaysia dihancurkan di Langsa, Aceh; dua kapal Malaysia diledakkan di Tarakan; satu kapal Malaysia di Belawan, Sumatera Utara; dua kapal Vietnam ditenggelamkan di Pontianak; serta 8 kapal Vietnam diledakkan di Ranai, Kepulauan Riau.
KLIK JUGA : Gara-gara Hujan 51 Mobil Tabrakan Beruntun
Dengan ditenggelamkannya 23 kapal tersebut, total sudah ada kurang lebih 174 kapal ikan asing yang dihancurkan Kementerian Kelautan dan Perikanan sepanjang 2016. Peledakan hari ini, kata Susi, merupakan peledakan ketiga yang dilakukan pada 2016.
"Kegiatan ini merupakan penenggelaman ketiga kalinya yang dilakukan terhadap kapal illegal fishing sepanjang 2016," ujarnya.
Penenggelaman kapal oleh KKP rutin dilakukan dengan mengacu pada Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa alat atau benda yang digunakan dalam tindak pidana perikanan dapat dirampas untuk negara dan dimusnahkan setelah mendapatkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Dalam penenggelaman kapal hari ini, sejumlah perwakilan Polri, Kejaksaan Agung, dan TNI Angkatan Laut turut hadir menyaksikan Susi memerintahkan peledakan. Tak lupa, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli pun turut hadir dalam acara tersebut. "Langkah ini memang kontroversial tapi manfaatnya jelas," kata Rizal.