Penulis: Wilna Sari
RIAU ONLINE, PEKANBARU- Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Riau, membuka Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif se-Provinsi Riau. Rapat itu terkait kondisi kepariwisataan agar daerah gencar menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung ke destinasi wisata di Riau.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Fahmizal mengatakan pelaku industri pariwisata harus mampu menciptakan sesuatu yang menarik untuk meningkatkan daya tarik wisatawan untuk melancong ke Riau.
"Ini bisa seperti misalnya menciptakan suvenir yang menarik yang bisa dibeli oleh wisatawan ketika berkunjung ke tempat wisata di Riau," katanya, Senin (7/3/2016).
BACA JUGA : Atasi Kebakaran Lahan, BPBD Pinjam 2 Helikopter
Selanjutnya, kata dia, Riau harus memiliki konsep pengembangan pariwisata Riau untuk membuktikan keseriusan pemerintah dalam menggarap kemajuan sektor ini.
"Ada lima konsep, yaitu konsep pengembangan berbasis kebudayaan, wisata alam, wisata buatan, sumber daya manusia, dan pemasaran pariwisata," katanya.
Untuk konsep pertama, dapat difokuskan pada iven-iven budaya. Seperti Pacu Jalur, Bakar Tongkang, Siak Old Town Heritage, Gema Muharram dan Cap Go Meh. Lalu pengembangan wisata alam, seperti Bono, Taman Nasional Tesso Nilo, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Pantai Rupat, Guruh Gemurai, Rimbang Baling, Sungai Kapur, dan sebagainya.
Selain itu, pengembangan wisata buatan bisa diseriuskan pada objek wisata seperti PLTA Koto Panjang, Tour de Siak, BX International Open, dan sebagainya.
"Khusus untuk pengembangan SDM, pengembangan dapat dilakukan pada lembaga sertifikasi profesi, bujang dara, bono jazz festival, pembinaan infrastruktur ekonomi kreatif, pembinaan tour leader, pembinaan pelaku industri pariwisata dan pembinaan penyedia jasa transportasi," katanya.
KLIK JUGA : Bayi Tidur Tengkurap, Bahaya Nggak Ya?
Terakhir, pada pemasaran pariwisata, seerti Cerita Baru Center yang merupakan pusat promosi pariwisata terpadu, Pos Media Strategy, Expo yang meliputi seluruh pelaku industri pariwisata, BAS (Branding, Advertising, Selling) dan Tourist Information Center.
Di akhir pemaparan mengenai kepariwisataan di Riau, Fahmi mengatakan bahwa Riau memiliki keanekaragaman yang tersebar di 12 kabupaten/ kota dan seluruh potensi tersebut mempunyai peranan penting bagi pengembangan kepariwisataan.