Banjir, Anak-anak, dan Lansia Dievakuasi dari Desa Tanjungrambutan Dinihari

Warga-Tanjungrambutan-Dievakuasi.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, BANGKINANG - Menggunakan senter sebagai penerang, puluhan warga Desa Tanjungrambutan, Kecamatan Kampar, terdiri dari anak-anak, perempuan dewasa dan lansia, terpaksa dievakuasi dari rumah mereka Selasa (9/2/2016) dinihari, menggunakan perahu karet. 

 

Langkah ini dilakukan usai desa mereka huni telah dibanjiri air luapan Sungai Kampar. Sungai terpanjang di Riau ini meluap akibat Waduk PLTA Kotopanjang membuka pintu air usai banjir besar di bagian hulu, di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. 

 

(Baca Juga: Luapan Sungai Kampar Genangi Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang

 

"Ini merupakan banjir terbesar di Kampar, sejak 1978. Kita berpatokan pada tahun itu, karena daerah daratan yang tak terkena banjir ketika itu, kini sudah tenggelam," kata warga Desa Tanjungrambutan, Mahyuddin Yusdar, kepada RIAUONLINE.CO.ID, Selasa (9/2/2016). 

 

Ketua Komisi Informasi Publik Provinsi Riau ini, mendengar kabar kampungnya bakal terkena banjir sejak Senin sore. Usai mendapat kabar waduk PLTA Kotopanjang dibuka pintu airnya, ia langsung berangkat dari Pekanbaru menuju desanya. 



 

"Banjir yang mendera negeri kelahiran saya, terbilang cukup besar. Hingga dinihari ini, perimbangan kedalaman airnya adalah banjir besar di tahun 1978. Jelang subuh ini, belum ada tanda-tanda air akan surut," kata Mahyuddin. 

 

Ia menceritakan, memang tiap tahun banjir terjadi di desanya, namun itu tak sebesar saat ini. "Permukaan air banjir paling tinggi di tempat ini hanya dua meter di bawah dataran daratan," jelasnya. 

 

(Klik Juga: Pintu Air PLTA Kotopanjang Dibukan, Puluhan Desa di Kampar Tenggelam

 

Ia sangat yakin, secara umum kerugian materil warga akibat banjir kali ini di Kabupaten Kampar cukup besar, terutama sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Itu belum lagi kerugian terganggunya aktivitas masyarakat, termasuk pendidikan.

 

"Andaikan saja, informasi dibukanya spillway waduk PLTA Kotopanjang diterima masyarakat lebih awal secara cepat dan tepat, tentu saja antisipasi dalam upaya penyelamatan lebih cepat dapat dilakukan, dampak kerugian lebih bisa diminimalisir; evakuasi dalam bentuk proses pengungsian pun lebih cepat dapat dilakukan," kritiknya. 

 

Simak berita Banjir Pangkalan lainnya dengan klik di sini.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline