RIAU ONLINE, PANGKALAN - Banjir yang merendam tujuh dari sembilan desa di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat, dituding akibat lambatnya pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang dalam membuka pintu air.
"Kalau sudah banjir di sini, berarti pintu air di PLTA Koto Panjang belum dibuka oleh pengelola. Sungai Pangkalan inikan hulu dari Sungai Kampar, sedangkan PLTA Koto Panjang airnya kan dari Sungai Kampar," kata Muhardi, warga Jorong Pasar Baru, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten 50 Kota, kepada RIAUONLINE.CO.ID, Senin (8/2/2016).
(Baca Juga: Jalan Sumbar-Riau Terendam Banjir, Ribuan Kendaraan Mengular)
Meluapnya Sungai atau Batang Pangkalan ini, kata Rozita, warga Pekanbaru, terjadi Senin dinihari. Ia mengatakan, saat melewati jembatan Batang Pangkalan, dekat masjid tepi sungai, air sudah meluap, namun belum mencapai badan jalan.
"Saat kami terjebak di depan Mapolsek Pangkalan, mau putar arah lagi, malah terjebak banjir. Ini kami sekarang masih di lokasi banjir. Ribuan kendaraan dari dan menuju Riau antre seperti ular," kata Rozita.
Wartawan RIAUONLINE.CO.ID, Zuhdy Febriyanto, yang berada di lokasi, melaporkan banjir ini telah terjadi saban tahun sejak waduk PLTA Koto Panjang berdiri.
Jika musim hujan seperti saat ini, kata Muhardi, pasti banjir. Namun, tahun ini merupakan banjir yang paling besar terjadi di Pangkalan sejak terakhir kali 1995 silam.
(Klik Juga: Inilah Foto-foto Banjir di Pangkalan)
Zuhdy menlaporkan, kondisi saat ini, belum bakal surut airnya. Masih sama seperti dinihari tadi dan pagi ini ketinggian air. Polisi setempat memperkirakan besok baru surut. Tak hanya itu, di Jorong Pauh Anok, ketinggian air mencapai dua meter dan menyisakan atap rumah warga saja.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline