SEKITAR ribuan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) II, Pekanbaru, Rabu (28/10/2015), saat berunjuk rasa soal asap di halaman kantor Gubernur Riau.
(RIAUONLINE.CO.ID/SAAN)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau menutup akhir tahun dengan jumlah serapan anggaran hanya sebesar 64,02 persen dari total penerimaan Riau Rp 7,41 triliun.
"Banyak penyebab mengapa serapan anggaran pada tahun ini rendah. Selain karena pemerintah selama beberapa bulan yang lalu begitu disibukkan dengan masalah bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan, juga karena ada perubahan SOTK yang berdampak pada lamanya proses administrasi yang harus dilakukan," jelas Andi, Kamis (31/12/2015).
Andi menjelaskan, pada bulan-bulan awal 2015, pemerintah Provinsi Riau hanya disibukkan dengan masalah administrasi SOTK di semua SKPD yang ada. Dan permasalahan ini juga dialami oleh provinsi-provinsi lainnya. (BACA JUGA: Angka Penggangguran di Riau Meningkat)
"Kita baru melaksanakan realisasi anggaran pada minggu kedua Bulan Juni 2015. Saat itu baru optimal daya serap kita lakukan. Tapi baru beberapa bulan, kita lalu menghadapi bencana asap yang cukup lama hingga akhir Oktober kemarin. Itu juga sangat berpengaruh," urainya.
Pada waktu yang bersamaan, kata Andi, pemerintah Provinsi Riau mulai disibukkan dengan proses pembahasan dan pengesahan RAPBD-P 2015 dan proses penyususnan RAPBD murni 2016 yang menyita perhatian dan tenaga pemerintah.
"Bisa dibayangkan betapa sibuknya kita saat itu," tukas politisi Partai berlogo Pohon Beringin tersebut.
Andi mengungkapkan, pada tahun 2016 mendatang, Pemprov Riau menargetkan Riau akan melakukan upaya penyerapan anggaran semaksimal mungkin. "Tahun depan kita targetkan serapan anggaran sampai akhir tahun 2016 itu sebesar 85 hingga 90 persen," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline