Repotnya Pemulangan Massa HMI, Polisi dan Mahasiswa Cekcok

Baku-Hantam-di-Arena-Kongres-HMI.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepolisian masih menahan 3 unit bus kosong yang akan digunakan untuk pemulangan pengembira kongres HMI yang masih tersisa. Penggembira tersisa yang berasal dari Badko Sulselbar masih menolak dipulangkan menuju tempat asal mereka.

 

Sebelumnya 7 bus sudah diberangkatkan menuju Jakarta yang mengangkut ratusan kader asal beberapa cabang tersebut. Kesepuluh bus itu akan mengangkut 406 kader yang bukan merupakan peserta Kongres HMI. (KLIK: Massa HMI Minta 8 Temannya Yang Ditahan Polisi Dibebaskan)

 

Upaya pemulangan yang dikawal oleh Polda Riau dan Polresta Pekanbaru berlangsung panas. Sebagian mereka yang menolak dipulangkan memaksa rekannya yang sudah berada di dalam bus untuk keluar.

 

Akibatnya polisi yang mengawal menjadi gusar atas tingkah para mahasiswa tersebut. Aksi rebut toa pun berlangsung antara polisi dan kader HMI. Toa yang digunakan oleh mahasiswa untuk memprovokasi direbut paksa oleh polisi hingga cekcok mulut dan aksi dorong terjadi. (BACA: Ratusan Kader HMI Badko Sulselbar Dipulangkan dengan 10 Bus)



 

Namun keadaan kembali melunak setelah dilerai. Mahasiswa yang menolak berangkat tersebut kemudian mundur sedangkan kepolisian masih bersiaga untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi. Tongkat rotan masing-masing digenggam oleh polisi untuk menghadapi perlawanan anarkis yang mungkin terjadi.

 

Salah seorang personel Sabara dari Polresta Pekanbaru, Michael sempat beradu mulut dan bahu dengan salah seorang mahasiswa. Ia mengancam akan mencari mahasiswa yang membawa toa tersebut jika bentrokan terjadi. (LIHAT: Jago Kandang, Praja IPDN Main Keroyok Taruna Akmil di Kampus Jatinangor)

 

"Kau dengar aku ya, kalau spat rusuh nanti kau yang bakal aku cari duluan. Kau tandai mukaku," teriak Michael dengan wajah gusar, Senin (30/11/2015).

 

Mahasiswa tersebut tak bergeming. Ia malah balik menantang petugas Sabara tersebut serta menunjuk-nunjuk wajah polisi. Keributan yang terjadi di lapangan gedung Idrus Tintin tersebut hampir berujung dengan bentrokan fisik.

 

"Kau ingat juga mukaku. Kau pikir aku takut sama muka kau yang jelek itu. Aku tunggu kau nanti," balas mahasiswa tersebut dengan logat Bugisnya.