RIAUONLINE, PEKANBARU - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta kepada kepala Dinas Provinsi yang daerahnya sedang dilanda asap sisa kebakaran untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak. Permintaan ini juga dikirimkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Syafril.
IDAI meminta pemerintah provinsi terdampak asap untuk menjadikan tempat-tempat umum sebagai (cleaner air shelter) atau tempat penampungan berudara lebih bersih di lingkungan masyarakat, khususnya bagi neonatus dan anak-anak yang memiliki masalah kesehatan jantung dan paru. Menurut mereka anak-anak adalah kelompok yang rentan terhadap berbagai jenis penyakit termasuk dari polutan sisa kebakaran.
Berikut petikan isi suratnya:
Yth. Bapak dan Ibu penanggung jawab program kesehatan anak dan tim yang terlibat dalam penanggulangan kabut asap di Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan Barat.
Kami berharap agar Bapak/Ibu dan keluarga berada dalam keadaan baik dan sehat.
Sehubungan dengan kondisi kabut asap yang masih berlangsung, bersama ini kami menyampaikan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dapat dijadikan acuan bagi Bapak/Ibu dalam rangka melindungi anak-anak dari dampak kabut asap.
Karena anak-anak adalah kelompok yang rentan, kami menghimbau agar dapat dilakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor serta LSM dan masyarakat untuk menjadikan tempat-tempat umum sebagai (cleaner air shelter) atau tempat penampungan berudara lebih bersih di lingkungan masyarakat, khususnya bagi neonatus dan anak-anak yang memiliki masalah kesehatan jantung dan paru.
Kami memohon bantuan Bapak/Ibu untuk mensosialisasikan hal-hal yang harus dilakukan oleh keluarga untuk menjaga kesehatan anaknya. Selain itu, penggunaan oksigen harus dengan indikasi medis dan dalam pemantauan tenaga medis.
Sampai saat ini belum ada masker yang direkomendasikan dapat dipakai oleh anak. Oleh karena itu, mengkondisikan ruangan berudara lebih bersih (cleaner air shelter) dan tempat aman adalah pilihnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada rekomendasi terlampir.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu sekalian.
Hormat kami,
Nida Rohmawati
Subdit Bina Kewaspadaan Penanganan Balita Berisiko
Direktorat Bina Kesehatan Anak
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia