Status Darurat Pencemaran Udara Riau Diperpanjang

Kabut-Asap.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE, PEKANBARU - kabut asap sisa kebakran hutan dan lahan masih mengepung Riau hingga kini. Aktivitas masyarkat kembali lumpuh. Perekonomian terganggu, Jadwal penerbagan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru kacau. Ribuan warga Riau terserang penyakit paparan asap.

 

Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman akhirnya memperpanjang status darurat pencemaran udara akibat asap hingga dua pekan. Perpanjangan status darurat asap dilakukan menyusul kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti Riau. Meskipun status darurat telah ditetapkan dua pekan lalu 14 September 2015 diumumkan. (KLIK: JMGR Nilai PT RAPP Bangun Tanaman Kehidupan di Lahan Ilegal

 

"Status siaga darurat kami perpanjang selama 14 hari kedepan," kata Arsyadjuliandi Rachman, di Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Senin (28/9/2015). (BACA: Satelit Pantau Hotspot di RAPP, Apa Jawaban Perusahaan?



 

Andi-sapaannya mengatakan, dalam status siaga darurat ini pemerintah Riau bukan hanya melakukan penanggulangan kebakaranan hutan dan lahan, melainkan fokus penangangan kesehatan masyarakat terpapar asap. Sebab kata Andi, daerah Riau minim titik api namun masih berasap. Asap pekat yang menyelimuti Riau lebih dominan kiriman dari Palembang dan Jambi. "Penanganan kami lebih terfokus untuk kesehatan akibat asap," ujarnya. (LIHAT: Al Azhar Berang Ada Spanduk Perusahaan di Depan Posko Kesehatan

 

Untuk itu kata dia, satgas kesehatan telah mendirikan posko kesehetan di sejumlah tempat serta tempat evakuasi warga di Gor Tribuana Pekanbaru. Pengobatan diberikan secara gratis untuk warga terpapar asap. (INFO: P2TP2A Sesalkan Pemerintah Lambat Hadir Tangani Asap

 

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger menuturkan untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan, pemerintah Riau menetapkan status siaga darurat hingga 31 Oktober 2015. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar kebakaran lahan tidak terulang mengingat musim panas melanda Riau diperkirakan hingga Nopember 2015 mendatang. Begitu juga siklus hembusan angin dari selatan ke utara bakal memperburuk keadaan lantaran asap sisa kebakaran lahan di Palembang dan Jambi terkirim ke Riau. "Pertimbangannya curah hujan di Riau masih kecil hingga Oktober mendatang," katanya. (LIHAT JUGA: JK: Tak Boleh Lagi Eksploitasi Kawasan Gambut

 

Komandan Satgas Penanggulanan Kebakaran Hutan dan Lahan Brigadir Jenderal TNI Nurendi mengaku sebanyak 4.559 pasukan tentara dari Riau maupun bantuan dari Jakarta bakal tetap bertahan di sejumlah titik api selagi status darurat belum dicabut. "Pasukan pemadam dari tentara akan tetap berjaga di lahan terbakar hingga status darurat dicabut," ujarnya.