RIAU ONLINE, PEKANBARU – Kebijakan pemadaman bergilir yang diterapkan oleh PLN Sektor Pekanbaru menuai banyak protes dari warga Pekanbaru yang merasa dirugikan. Itu dilakukan PLN sebagai konsekuensi defisit pasokan listrik Riau yang berasal dari Sumatera Barat dan Sumatera Selatan.
Demikian dikatakan Humas PLN Sektor Pekanbaru, Abdul Hafiz kepada RIAUONLINE.CO.ID, Senin (28/9/2015). “Ada kebijakan pemeliharaan mesin induk di beberapa wilayah di Pulau Sumatera. Dengan kebijakan ini, mesin induk seperti di Sumsel, Sumbar dan Lampung mati karena diadakan pemeliharaan rutin. Akibatnya ada pengurangan yang jumlah pasokan listrik yang diterima oleh Riau,” ujar Abdul Hafiz.
Dijelaskan Hafiz, konsumsi listrik untuk wilayah Riau sekitar 30 hingga 50 Megawat. Pasokan tersebut dipenuhi dari pembagkit listrik di Provinsi Sumbar dan Sumsel. “Untuk konsumsi kita masih dipasok dari 2 provinsi tetangga. Jadi keputusan untuk mengurangi distribusi listrik itu tidak ditentukan oleh kita,” ujar lelaki berkacamata ini. (BACA JUGA: FITRA: Silpa APBD 2015 Diprediksi Rp 5 Triliun)
Untuk lamanya pemadaman sendiri, Hafiz mengatakan sekitar 2 jam untuk sekali pemadaman. Sedangkan pemadaman sendiri ditentukan bukan berdasarkan rayon melainkan jalan-jalan yang ada di Pekanbaru. “Waktunya bisa lebih cepat atau lebih lambat. Yang jelas lamanya berkisar 2 jam. Kemudian pemadaman kita adakan 2 hari sekali,” tegasnya.
Sebelumnya, pada Sabtu lalu, mantan Walikota Pekanbaru, Herman Abdullah, mengkritik PLN yang melakukan pemadaman bergilir ketika musim asap pekat menyelimuti wilayah Riau. Hal tersebut dianggap menambah penderitaan masyarakat. Karena selain asap yang tak kunjung pudar dan hilang, PLN memperparah keadaan tersebut.
“Pemerintah kemana saja ketika PLN memberlakukan pemadaman bergilir seperti ini? Pemerintah apa tidak melihat bagaimana menderitanya masyarakat Riau atas kebijakan ini?” kecam lelaki yang juga sebagai mantan calon Gubernur Riau pada pemilu lalu. (KLIK:
Plt Gubernur Riau, Arsyajuliandi Rachman sendiri telah mengimbau pihak PLN untuk tidak melakukan pemadaman bergilir selama asap belum hilang di Riau ini. Imbauan itu mengingat sedang diberlakukannya Status Tanggap Darurat oleh Plt Gubernur Riau sejak Tanggal 14 September 2015 lalu. Namun pemadaman tetap dilakukan oleh pihak PLN sejak sebelum ditetapkannya Status Tanggap Darurat oleh Andi Rachman, sapaan Arsyajuliandi Rachman.
Hafiz menanggapi hal itu sebagai keterpaksaan. Karena jika pemadaman bergilir tersebut ditunda lagi, disanksikan akan berakibat pada jebolnya mesin listrik yang seharusnya mengalami peremajaan. “Jika dipaksakan memasok listrik secara penuh, itu berarti mesin yang harusnya dilakukan pemeliharaan jadi ditunda. Takutnya malah akan berakibat matinya seluruh listrik, karena kemungkinan besar mesin akan jebol,” pungkasnya.
Hafiz meminta maaf kepada seluruh warga Pekanbaru atas ketidaknyamanan yang diterima pelanggan. Namun hal itu harus dilakukan karena dianggap jalan satu-satunya bagi PLN. Rencananya pemeliharaan akan berjalan hingga pertengahan bulan Oktober mendatang. Ia meminta kepada masyarakat Pekanbaru untuk bisa bersabar menunggu masa pemeliharaan selesai.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline