Dalam foto yang diambil dengan lensa telefoto, terlihat di pinggiran kota Suruc di perbatasan antara Turki dan Suriah, militan ISIS dengan bendera kelompok ini di sebuah puncak pegunungan di sisi timur Suruc.
(AP)
RIAU ONLINE, JAKARTA - Pihak keamanan di Provinsi Riau tampaknya harus memperketat pengawasan terhadap imigran-imigran gelap yang ada di Pekanbaru dan beberapa kota lainnya di Bumi Lancang Kuning.
Pasalnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Indonesia telah memperingatkan provinsi-provinsi yang berada di Pulau Sumatera untuk mewaspadai datangnya para pejuang teroris asing dari Malaysia. Kepala BNPT, Komjen Pol Saud Usman Nasution mengatakan belum jelas kemana para simpatisan ISIS itu akan dikirim.
Dalam wawancara yang jarang dilakukan, kepala kontra-terorisme itu mengatakan kepada ABC Australia, ISIS bekerja sama dengan jaringan penyelundupan manusia untuk memasukkan para pejuang asing ke Indonesia. (Baca Juga: Saudagar Ekspedisi Ini Boyong Istri dan Anak Gabung ISIS)
Mantan Kepala Diviai Humas Mabes Polri ini mengatakan, para pejuang itu tiba di Sumatera dari Malaysia dan kemudian dibawa ke Poso di Sulawesi tengah, diduga sebagai lokasi latihan para pejuang ISIS.
Sebelumnya, Staf ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Wawan Purwanto, Kamis (6/8), sebagaimana dilansir dari voaindonesia.com, mengatakan kelompok teroris akan menjadikan Bima, Nusa Tenggara Barat sebagai daerah basis kelompoknya setelah Poso. (Klik Juga: Ustaz Jenggot Miliki Tiga Istri Sekaligus)
Ini dilakukan, kata Wawan, karena mereka sudah merasa tidak aman berada di Poso akibat gencarnya penindakan dan pengejaran dilakukan Detasemen Khusus 88 Anti-Teror dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap para terduga teroris yang berada di daerah itu, khususnya jaringan Santoso.
Mereka memilih Bima, kata Wawan, karena merupakan kota kecil dan masyarakat di daerah tersebut dianggap sangat permisif sehingga kelompok ini akan dapat mudah melakukan kegiatannya. (Lihat Juga: Inilah Ciri-Ciri Ustas Jenggot)
Pada juli 2015 silam, Polda Riau mengungkap, ada satu keluarga di Pekanbaru terdiri dari ayah, ibu dan putri semata wayangnya, bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Sang suami, WTM, selain sebagai ustaz dan dikenal alim bagi warga sekitarnya, sebagai pengusaha ekspedisi. Awalnya, WTM sendiri berangkat ke Syiria, namun bukan langsung menuju ke sana. (Baca: Didik Anggap Gabung ISIS Sebagai Umbar Aib)
Ia terlebih dahulu pulang kampung halamannya di Jawa Timur, 15 Juli 2013. Berselang dua hari kemudian, WTM memutuskan melanjutkan perjalanan 'jihadnya' ke Syiria melalui Jakarta menuju Turki dan berakhir di Syiria. Sejak saat itu, usaha ekspedisi sang ustaz dilanjutkan anak buahnya, Didik.
Selang enam bulan kemudian, WTM pulang ke Pekanbaru dan memboyong istrinya YB dan anak perempuannya, M (10), ke Syiria, bergabung dengan keluarga besar ISIS.
Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, ke rumah WTM, Selasa (7/7/2015), di Jalan Srikandi, RT 02/RW10, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, terlihat sepi dan tidak ada aktivitas kehidupan. (Klik: Ustaz Jenggot Bertetangga dengan Pejabat Kampar)
Rumah WTM terletak di sudut kawasan berpagar hijau yang cukup luas. Memasuki halaman rumahnya, terdapat dua rumah berwarna putih dan hijau tosca.
Di bagian depan, kini dihuni adik ipar WTM, yang juga adik kandung istrinya, YB. Dulunya rumah itu dihuni WTM sekeluarga. Sedangkan di bagian belakang, kini ditinggali Didik, pekerja yang melanjutkan usaha ekspedisi majikannya ditinggal begitu saja usai memilih bergabung dengan ISIS.
Sayangnya, tetangga sekitar rumah WTM, takut dan enggan saat diajak ngobrol mengenenai keseharian sang Ustaz tersebut. Beberapa tetangga berhasil ditemui RIAUONLINE.CO.ID, terkesan menutupi dan tak mau berkomentar mengenai hal ini. "Kami tidak tau," kata dua orang warga yang menggunakan jilbab panjang dan bercadar.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline