RIAU ONLINE, PEKANBARU - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia meminta serta mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar menepati janjinya untuk blusukan asap ke Riau seperti pernah disampaikannya selama ini. (Baca Juga: Soal Asap, Walhi: Tak Satupun Program Jokowi Berjalan)
Agar blusukan asap ke Riau tersebut tidak sia-sia dan tahun mendatang tak terulang kembali, Walhi Indonesia mencatat empat hal harus dilakukan Jokowi saat blusukan tersebut. (Klik Juga: SBY: Maaf Bapak Presiden, Saya Tak Punya Niat Buruk Apapun)
"Pertama, melakukan review atas perizinan-perizinan yang ada, lalu merehabilitasi dan perlindungan gambut, kemudian ketiga mengupayakan penegakan hukum dan terakhir mendukung upaya-upaya pengelolaan hutan dan gambut berbasis masyarakat lokal," kata Direktur Eksekutif Walhi Indonesia, Abetnego Tarigan, Sabtu (5/9/2015), saat bincang-bincang dengan RIAUONLINE.CO.ID. (Lihat Juga: Asap Sebabkan Kanker Paru-paru dan Kebodohan)
Walhi, tuturnya, melihat upaya implementasi dari empat komitmen tersebut masih jauh. Kalaupun ada, itu pun hanya terlihat penegakan hukum, namun catatan untuk itu masih jauh diharapkan. (Baca: Beredar Surat Protes Kepada Presiden Jokowi di Riau)
"Kasus-kasus 2014 hasilnya mengecewakan. Sementara untuk hal lain belum dilakukan lebih jauh," kata Abetnego. (Lihat: Jokowi Ngantor di Riau tak Selesaikan Masalah buat Apa)
Sebelumnya, Kamis, 27 Nopember 2014 silam, Presiden Jokowi melakukan 'blusukan' ke Sungai Tohor, Kabupaten Kepulauan Meranti. Kedatangan Jokowi ketika itu untuk melihat kanal yang dibuat oleh Abdul Manan dan warga lainnya guna membendung air gambut tak langsung ke laut. (Klik: Ribuan Warga Riau Terkena Penyakit ISPA)
Presiden berdiri di samping Manan. Dengan seksama, seperti dikutip dari mongabay.com, Jokowi menyimak perkataan lelaki yang membuat petisi meminta Jokowi blusukan ke sana. (Baca: Selamat Jalan Hanum, Gadis Kecil Korban Ganasnya Asap Riau)
Petisi dibuat Manan karena selama 17 tahun desa itu menjadi langganan kebakaran dampak asap. Setiap kemarau, lahan gambut terbakar atau sengaja dibakar. Ia menimbulkan asap pekat yang mengganggu aktivitas warga. (Baca: Gubernur Riau Harus Telepon Jokowi Padamkan Api)
Setelah menyimak perkataan Manan, Presiden duduk di sekat kanal. Ia membuka sepatu. Seketika mengganti sepatu booth telah disediakan. Kemeja putih lengan panjang digulung sebatas lengan. Tanpa ragu langsung menyebur ke kanal. (Klik: Ibu Hamil Ini Ajukan Petisi Khawatirkan Janinnya)
“Ini supaya tidak ada kebakaran hutan lagi,” kata Jokowi. Ia membawa potongan papan kayu sagu dan menutup saluran air yang keluar dari sekat itu. (Lihat: Azlaini Tantang Menkes Bawa Anak Cucu Nikmati Udara Riau)
Semua orang di dekat sekat kanal serempak berseru,”Aamiiin…” Tepuk tangan riuh. Secara simbolis Jokowi menandakan pembangunan sekat kanal di Desa Sungai Tohor. (Baca: Al Azhar: Asap Riau Seperti Genosida)
“Supaya apa yang dilakukan masyarakat ditindaklanjuti pemerintah. Gambut sepanjang tahun harus basah. Kalau basah, tidak mudah terbakar atau dibakar. Kuncinya disitu. Apa yang dilakukan masyarakat sebaiknya dipermanenkan.” (Lihat: Wali Kota Firdaus Tak Bisa Pulang ke Pekanbaru)
Di kanal itu, Jokowi memberikan bantuan kepada masyarakat desa untuk pembangunan sekat kanal. Jumlah bantuan Rp300 juta. Bantuan dalam dua amplop besar langsung diterima Manan. Warga bertepuk tangan. “Kita harus perhatikan, pertama kesejahteraan. Kedua ekosistem, dan ketiga, kebakaran.”
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline