Mahasiswa Unri Lempar Telur saat Demo di Chevron

Demo-Mahasiswa-Unri-di-Chevron.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/SUCI AULYA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ratusan mahasiswa Universitas Riau (Unri) membakar ban di depan pintu gerbang PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Rumbai, Pekanbaru, Selasa (19/9/2015) hingga membuat asap hitam membumbung ke angkasa. 

 

Dengan menggantungkan dua spanduk bertuliskan "Kau Khianati Warga Riau. Kau Berjaya Kami Merana" dan "Indonesia Krisis, Jokowi Pengkhianat. Turunkan Rezim yang Zhalim".

 

(Baca Juga: Film Mahasiswa UIN Suska Masuk 15 Besar di Australia

 

Kedua spanduk itu ditujukan mahasiswa Unri kepada Presiden Joko Widodo. Gubernur BEM dari masing-masing fakultas menyampaikan orasinya dan mengecam Joko Widodo dari atas mobil pick up dengan mengibarkan bendera kelembagaan Unri. 

 

"Sebelum Jokowi naik menjadi Presiden, Indonesia baik-baik saja. Jokowi tidak adil. Ia berpihak kepada orang asing. Gaji buruh Indonesia Rp 60 ribu per hari, sedangkan gaii buruh dari China, 200 ribu per hari. Berita Korupsi oleh KPK beberapa waktu lalu hanyalah pengalihan isu, sebab di sisi lain, kontrak Freeport diperpanjang, (padahal) satu hari itu mereka bisa menghasilkan 14 ton emas," kata Gubernur FKIP Unri, Abdul Khair.

 



"Kita akan membuat reformasi jilid II," lanjut Abdul Khair. (Klik Juga: Gadis Cantik Pembawa Bendera Ini Asal Siak

 

Usai berorasi, seluruh gubernur berbaris di depan pagar pintu gerbang PT CPI dan melempar telur busuk. Usai itu, aksi mahasiswa dilanjutkan dengan menyanyikan lagu mars mahasiswa dengan lantangnya.

 

Tak hanya melempar sembilan butir telur busuk diwakili dari sembilan fakultas, mahasiswa juga beramai-ramai menggoyang-goyangkan pagar berupaya merobohkannya. Aksi ditutup dengan penyampaian pernyataan sikap oleh Presiden Mahasiswa, Andres Pransiska.

 

"Hari ini negara sedang darurat, maka kita harus ultimatum Jokowi," katanya. 

 

(Baca: Inilah Surat Terbuka Mahasiswa Natuan untuk Presiden Natuna

 

Mahasiswa juga menyampaikan pernyataan sikap, di antaranya pertama, stabilkan ekonomi nasional dan kedua, rebut blok migas di Riau dari penjajah asing.

 

"Jika selama 3x24 jam pernyataan ini tidak ditanggapi, maka BEM UR dan seluruh kelembagaannya akan memboyong massa yang lebih banyak untuk kembali melakukan aksi," gertaknya. 

 



Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline