Dosen Ini Gagas Islam Melayu, Bukan Islam Nusantara

Refleksi-islam-melayu.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDI)

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Dosen Sastra dan Kebudayaan Swiss German University (SGU), Ahmad Gaus mengatakan, identitas Islam Indonesia dapat maju dan berkembang dengan kebudayaan Melayu. 

 

Melayu menjadi satu-satunya kebudayaan paling berpotensi dibandingkan budaya lainnya ada di Indonesia. Ia menjelaskan, alasan mengapa bahasa Melayu dijadikan bahasa nasional kita.

 

(Baca Juga: Jangan Takut Miskin Karena Menikah

 

"Melayu menjadi bahasa terbuka, egaliter serta kosmopilitan yang tak membedakan strata maupun pembedaan apapun. Ini yang tak ada di budaya manapun di Indonesia. Sehingga para founding fathers kita memilih Melayu sebagai bahasa bersama,” kata laki-laki sunda tersebut dihadapan para peserta Diskusi Kebangsaan peringatan Haul Cak Nur, di gedung Fakultas Sains Teknologi UIN Suska Riau, Kamis (27/8/2015).



 

Penulis 20 buku ini mengatakan, sejalan dengan semangat Islam menekankan kesetaraan sehingga Melayu berpotensi menjadi pemersatu bagi Islam di Indonesia.



“Dibandingkan negara-negara mayoritas Islam yang ada di dunia, Indonesia menjadi satu-satunya negara peradabannya sangat lambat berkembang. Padahal Islam dikenal sebagai agama yang dapat menjadikan negara didudukinya menjadi negara paling cepat berkembang,” ujar lelaki gemar berpuisi ini.

 

(Klik Juga: Mahasiswa UIN Suska Ini Rancang Aplikasi Mobile LBS

 

Menurutnya, Islam Melayu ini dapat menjadi solusi alternatif ketimbang gagasan Islam Nusantara seperti yang digagas oleh NU jelang muktamar kemarin.

“Islam Nusantara itu bisa dibilang Islam yang mengawang karena nusantara sekarang kan tidak ada. Maka gagasan Islam Melayu itu jauh lebih tepat ketimbang nusantara yang jelas jauh lebih luas dan nyata,” tandasnya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline