Polemik Mobil Dinas Pimpinan DPRD Pekanbaru, Dikky: Dianggarkan Tahun 2024

Polemik-Mobil-Dinas-Pimpinan-DPRD-Pekanbaru-Dikky-Dianggarkan-Tahun-2024.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pembelian mobil dinas untuk empat pimpinan DPRD Kota Pekanbaru periode 2025-2030 menjadi polemik di tengah masyarakat. Anggaran senilai Rp3 miliar lebih yang dihabiskan untuk membeli empat unit mobil tersebut dinilai menandakan kurangnya empati wakil rakyat kepada masyarakatnya.

Menanggapi polemik ini, Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Muhammad Dikky Suryadi mengatakan, pembelian mobil dinas tersebut menggunakan anggaran tahun 2024 dan pengadaannya dilakukan pada tahun yang sama. 

"Mobil dinas itu bukan anggaran tahun 2025 tetapi menggunakan anggaran tahun 2024. Sehingga, pengadaan mobil itu sudah dilakukan sebelum kami pimpinan dilantik," ujarnya, Sabtu, 29 Maret 2025.

Dikky mengatakan, mobil dinas dan rumah dinas merupakan fasilitas yang memang diberikan negara kepada pejabat berwenang sesuai dengan PP Nomor 1 Tahun 2023 tentang Hak Keuangan dan Administrasi Pimpinan serta Anggota DPRD. 


Jika tidak ada, maka pejabat yang bersangkutan akan menerima tunjangan rumah dan transportasi.

"Dalam PP itu ditegaskan, bahwa pimpinan DPRD berhak mendapatkan mobil dinas dan rumah dinas. Tetapi saat ini, Pemko Pekanbaru belum cukup untuk membeli mobil dan rumah dinas, baru mobil saja. Kita tidak permasalahkan. Kita tegaskan, tidak ada pelanggaran hukum dan aturan dalam pembelian mobil dinas ini," jelasnya.

Namun demikian, Dikky mengaku siap mengembalikan mobil dinas tersebut jika hanya menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

"Jika memang ada yang keberatan dengan pembelian mobil dinas ini, maka kita bersedia mengembalikan. Silahkan sampaikan kepada Sekwan untuk menarik mobil tersebut, untuk mobilisasi saya, masih ada mobil pribadi yang bisa saya gunakan," jelasnya.

Dikky mengaku, ia juga belum pernah menggunakan mobil dinas tersebut sejak menerimanya. Pasalnya, kondisi daerah pemilihan (Dapil) nya di Kecamatan Tenayan Raya memiliki struktur jalan yang sulit dilalui dengan mobil tersebut.

"Untuk menjangkau masyarakat di Kecamatan Tenayan Raya ini, jalannya masih turun naik sehingga saya juga lebih memilih menggunakan mobil pribadi. Sehingga, lebih baik bagi saya kehilangan mobil dinas daripada kepercayaan masyarakat," pungkasnya.