Kisah Rivalitas Jokowi dan Prabowo yang Kini Jadi Sekutu

PRabowo-dan-jokowi-di-ikn.jpg
(Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

RIAU ONLINE - Kepemimpinan Republik Indonesia (RI) akan segera memasuki babak baru hari ini, Minggu, 20 Oktober 2024. Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka resmi menduduki tahta tertinggi kepemimpinan RI untuk 5 tahun ke depan, seiring berakhirnya pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin.

Perjalanan Prabowo Subianto menduduki kursi Presiden ke-8 RI menjadi satu di antara babak paling menarik dalam sejarah politiknya. Jokowi dan Prabowo, dua tokoh politik yang berseberangan sebelumnya. Keduanya saling bertarung memperebutkan kursi presiden dalam dua pemilihan umum (Pemilu) yang penuh ketegangan pada 2014-2019.

Hubungan keduanya bertransformasi menjadi sekutu politik ketika Prabowo dengan berbesar hati menjadi bagian dari kabinet pemerintah Jokowi. Jokowi mempercayakan jabatan Menteri Pertahanan kepada sang rival.

RIAU ONLINE telah merangkum jejak perjalanan panjang rivalitas Jokowi dan Prabowo hingga berujung menjadi sekutu di panggung politik Indonesia.

Rivalitas di Pemilu 2014-2019

Pemilu 2024 menjadi titik awal rivalitas antara Jokowi dan Prabowo. Jokowi yang kala itu menjabat Gubernur DKI Jakarta, diusung PDIP sebagai calon presiden dengan citra sebagai pemimpin “merakyat”.

Di sisi lain, Prabowo, seorang mantan jenderal dan tokoh militer dengan karir politik panjang, maju sebagai calon presiden dengan janji menghadirkan pemerintahan yang tegas dan berwibawa.

Keduanya menghadapi pertarungan yang sangat ketat. Seperti kampanye yang diwarnai perbedaan visi dan gaya kepemimpinan. 

Kemenangan berpihak kepada Jokowi, selisih suara yang diperoleh keduanya relatif tipis. Prabowo, yang tidak menerima kekalahan dengan mudah, sempat menggugat hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi meskipun akhirnya mengakui kekalahan tersebut.

Tapi pada akhirnya, Jokowi dilantik sebagai Presiden Indonesia pada Oktober 2014.

Lima tahun berselang, rivalitas Jokowi dan Prabowo seperti tak kunjung ada akhirnya. Keduanya kembali memanas dalam pertarungan Pemilu 2019. 



Prabowo kembali yakin menduduki kursi Presiden RI berikutnya dengan berbagai koreksi untuk pemerintahan Jokowi. Sedangkan Jokowi mengusung capaian program pembangunan infrastruktur sebagai fondasi kampanyenya untuk periode kedua.

Dibandingkan 5 tahun sebelumnya, kampanye Pemilu 2019 berjalan lebih sengit. Namun untuk sekali lagi, rakyat mempercayakan kepemimpinan Indonesia kepada Jokowi.

Sementara, Prabowo kembali dengan berbagai gugatan hukum untuk menantang hasil Pemilu 2019 yang memenangkan Jokowi. Namun, proses hukum tersebut selesai dengan Jokowi yang kembali diputuskan memimpin Indonesia. Prabowo pun akhirnya menerima kekalahannya.

Prabowo Bergabung dalam Kabinet Jokowi

Dinamika rivalitas antara Jokowi dan Prabowo berakhir menjadi sekutu setelah keputusan besar. Jokowi menawarkan posisi Menteri Pertahanan kepada Prabowo.

Tidak sedikit pihak yang menilai langkah ini sebagai upaya rekonsiliasi politik untuk meredakan ketegangan pasca pemilu.

Keputusan Prabowo menerima tawaran tersebut dan menjadi bagian dari kabinet Jokowi mengejutkan masyarakat hingga memicu berbagai reaksi, mulai dari dukungan hingga skeptisisme. Para pendukung setia Prabowo, bahkan tidak menduga, mantan calon presiden itu akan bekerja sama dengan lawan politiknya.

Tapi bagi Prabowo, langkah ini merupakan bentuk pengabdiannya kepada negara, terlepas dari persaingan politik. Prabowo menyatakan bahwa kepentingan nasional lebih utama daripada ambisi pribadi, dan persatuan bangsa harus menjadi prioritas.

Kolaborasi dalam Pemerintahan

Selama menjabat Menteri Pertahanan, Prabowo telah menunjukkan komitmennya terhadap visi pertahanan nasional. Bersama Jokowi, dia telah bekerja sama dalam berbagai proyek penting, terutama dalam memperkuat pertahanan dan keamanan negara. Keduanya tampak mampu menyingkirkan perbedaan di masa lalu dan bekerja sama demi menjaga kedaulatan dan stabilitas Indonesia.

Jokowi dan Prabowo tampil di panggung yang sama dengan tujuan bersama, dengan mengesampingkan ego politik dan fokus pada pembangunan bangsa.

Meski begitu, sebagian besar masyarakat masih mengingat rivalitas tajam antara kedua tokoh ini. Pergeseran hubungan keduanya juga memberikan kekecewaan di antara kubu masing-masing.

Di sisi lain, banyak yang melihat langkah Jokowi dan Prabowo ini sebagai teladan dari kedewasaan politik dan rekonsiliasi nasional.

Bagi Jokowi, menunjuk Prabowo sebagai menteri adalah langkah strategis untuk mengkonsolidasikan kekuatan politik dan memperkuat stabilitas pemerintahannya. Sementara untuk Prabowo, bergabung dengan kabinet memberikan kesempatan agar tetap berkontribusi pada pemerintahan dan menjaga relevansi politiknya.

Rivalitas yang sengit di masa lalu kini berubah menjadi kemitraan yang bertujuan untuk membangun bangsa.

Kini, Jokowi dengan bangga mengantarkan sekutunya itu untuk menduduki kursi Presiden RI selanjutnya.

Prabowo didampingi putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang memenangkan Pemilu 2024, akhirnya dilantik dan resmi menjadi pemimpin tertinggi RI pada Minggu, 20 Oktober 2024.