RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ketua PW GP Ansor Riau, Purwaji, membantah tudingan yang menyebutkan dirinya melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap perempuan berinisial FW.
Menurut Purwaji, perbuatan yang dilakukannya bukan KDRT, tetapi upaya mencegah penganiayaan membabi buta yang dilakukan FW kepada istrinya EOA yang terjadi pada 16 Maret 2024 di Jalan Karet Pekanbaru.
Purwaji menegaskan bahwa peristiwa itu terjadi pada Ramadhan, saat istri keduanya yang berinisial EOA datang mencarinya ke rumah di Jalan Karet.
"FW mendadak menyerang membabi buta dengan cara menjambak, memukul, menendang dan mengumpat dengan kata-kata kasar," ujar Purwaji, Selasa, 24 September 2024.
Purwaji yang tak ingin penganiayaan itu berakibat fatal, lalu mencoba melerai. FW yang mengamuk terpaksa ditarik dan dijatuhkan, kemudian dikunci di dalam kamar.
Purwaji mengaku berupaya mengevakuasi EOA dan memisahkannya dari FW yang mengamuk.
"Naik mobil Innova tetap dihalang halangi oleh FW dengan cara menahan kunci mobil," katanya.
"Pada saat itulah PW sengaja merobek baju saya agar punya jeda waktu untuk membawa EOA pergi dari tempat itu tapi FW tetap kembali mengejar dan melakukan kekerasan kepada EOA," tambahnya.
Akibat kekerasan yang dilakukan FW, EOA pingsan dan dievakuasi polisi dibantu warga ke RS Awal Bros Pekanbaru. Sementara Purwaji sudah tidak sanggup melerai aksi FW pergi meninggalkan rumah.
"EOA di RS Awal Bros mendapat penanganan medis dan luka-lukanya di foto oleh dokter di UGD. Saat ini EOA akhirnya memutuskan melaporkan aksi penganiayaan FW ke polisi setelah sebelumnya upaya korban melaporkan ke polisi tapi saya larang," tegasnya.
Akibat penganiayaan itu EOA mengalami luka-luka dan kehilangan barang-barang miliknya, yakni satu HP dan sepatu.