Sistem Token Program Air Murah yang Digagas Irving Kahar Jadi yang Pertama di Riau

Sub-Koordinator-Air-Bersih-Bidang-Cipta-Karya-Dinas-PU-Tarukim-Siak-Amir-Faizal.jpg
(Hendra Dedafta/Riau Online)

RIAU ONLINE, SIAK - Sistem pembayaran tagihan pelanggan untuk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dari sistem konvensional ke sistem token yang digagas oleh Irving Kahar Arifin diklaim menjadi yang pertama di Riau.

Gagasan ini dimulai oleh Irving saat menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (PU Tarukim) Kabupaten Siak.

Sub Koordinator Air Bersih, Bidang Cipta Karya, Dinas PU Tarukim Siak, Amir Faizal mengatakan, pemakaian Air SPAM menggunakan layanan Prabayar Token ini digunakan untuk kebutuhan Rumah Tangga, Kantor, Industri dan lainnya.

Tentunya, layanan ini dapat diatur sesuai kebutuhan dan kemampuan penggunanya. 

“Kami mengakui bahwa inovasi ini lahir dari ide Pak Irving, yang ketika itu menjabat kepala Dinas PU- Tarukim,” kata Amir, Rabu 18 September 2024. 

Amir menjelaskan, gagasan ini berawal dari kegelisahan Irving karena seringnya penunggakan tagihan dari pelanggan dengan water meter pasca bayar. Selain itu, sering terjadi perselisihan antara pelanggan dan petugas pencatat meteran air terkait perbedaan jumlah pemakaian dengan hasil pencatatan petugas. 

“Tunggakan biasanya disebabkan oleh keberatan pelanggan untuk membayar biaya beban dan denda keterlambatan,” katanya. 

Pelanggan juga merasa dirugikan karena adanya biaya pemakaian minimal yaitu minimal 10m3. Amir menjelaskan, jika airnya tidak dipakai atau pemakaiannya tidak sampai 10m3, pelanggan tetap bayar abonemen bulanan sebesar Rp45 ribu.

“Pelanggan sering antre ketika membayar setiap bulan, yang menyebabkan pembayaran sistem konvensional sudah harus di-upgrade dengan yang lebih baik,” katanya.



“Untuk saat ini aplikasi nya sudah berjalan,” imbuhnya.

Sistem ini mendatangkan manfaat bagi pemerintah. Di antaranya, Administrasi / pencatatan retribusi air SPAM menjadi lebih akuntabel, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui retribusi air SPAM, pemakaian layanan Prabayar Token mengatasi permasalahan tunggakan pembayaran tagihan oleh pelanggan.

Selain itu, Amir juga menjelaskan manfaat yang diterima oleh pelanggan. Di antaranya pemakaian air menjadi terkendali, waktu pembayaran/pembelian air dapat dilakukan kapan saja sesuai jam operasional, pemakaian air menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan bayar pelanggan.

Kemudian, masyarakat tidak mendapatkan denda keterlambatan bayar, tidak ada pemutusan sambungan rumah karena keterlambatan pembayaran tagihan, menjaga privasi pelanggan karena tidak ada lagi petugas pencatat water meter yang masuk ke pekarangan rumah pelanggan setiap bulannya. 

Selain itu pembayaran menjadi lebih mudah dengan melakukan pembelian token pada tempat yang telah ditentukan.  Selain diperuntukan pada rumah pribadi, juga sangat sesuai digunakan pada rumah sewa, kos-kosan, ruko dan bangunan usaha lainnya. 

Pelanggan UPTD SPAM Kabupaten Siak saat ini berjumlah 17.053 SR, dan yang menggunakan Water Meter Prabayar (Air Murah) sebanyak 5.666 SR sisanya masih menggunakan Water Meter konvensional atau manual sebanyak 11.387 SR.

Bupati Siak Alfedri juga menyebut bahwa layanan ini menyebabkan naiknya grafik pelayanan publik. Bahkan saat ini, program air murah yang digagas Irving mendapatkan skor tertinggi se kabupaten Siak berdasarkan penilaian Innovative Government Award (IGA) 2024. 

Air murah meraih estimasi skor kematangan 109, Bujang Kampung justru tidak masuk 3 besar, dengan skor lima anak tangga di bawah air murah, yaitu 104. Sementara peringkat 2 dan 3 disapu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), yaitu program Pelampung dengan skor 106 dan RTRW-MBK 106. 

Inovasi ini juga mendapat apresiasi yang tinggi dari Kementerian PUPR. Sebagai sistem pertama dan satu-satunya di Riau, Kementerian PUPR memberikan dana Hibah Insentif Desa (HID) untuk 10 desa senilai Rp3 miliar pada 2021 lalu. 

Pemasangan water meter ini dilakukan pada akhir 2020 di kecamatan Siak. Kemudian berjalan dengan baik di kecamatan Lubuk Dalam, tepatnya di kampung Sialang Baru. Penerapan inovasi ini terus merambat ke kecamatan Sabak Auh, tepatnya di kampung Bandar Sungai dan Bandar Pedada. 

Pada tahun pertama pengalihan sistem ke token 1.059 SR. Tahun berikutnya, yaitu tahun 2022 sebanyak 1.702 SR. Pada 2024 ini mencapai 5.666 SR.

Konversi sistem pembayaran dari konvensional ke token semakin bertambah pada 2021. Anggarannya dari Dana Alokasi Khusus (DAK) kementerian PUPR dan APBD Pemkab Siak. 

Penambahan itu terjadi di kecamatan Sabak Auh, yakni desa Belading sebanyak 156 SR, desa Sungai Tengah sebanyak 105 SR. Kemudian di Kecamatan Kerinci Kanan tepatnya di desa Delima Jaya sebanyak 135 SR. Sedangkan dari APBD 2021 sebanyak 1.306 SR.