RIAU ONLINE, PEKANBARU - Seorang dokter di RS Swasta diduga memaki, memarahi dan membentak pasien yang hendak berobat di Jalan Sudirman, Senin, 24 Juni 2024.
Hal tersebut disampaikan salah seorang pihak keluarga pasien bernama Edy yang ketika itu tengah mendampingi orang tuanya berobat di RS tersebut.
"Saat itu orang tua saya dirawat di RSAB. Saya menanyakan apa sakit yang diderita orang tua saya," ujar Edy, Rabu, 26 Juni 2024.
Edy juga meminta pihak RS memberikan obat agar sakit yang diderita orang tuanya cepat sembuh dengan menanyakan pemberian resep obat.
"Saya tanya waktu itu ke Dokter di RSAB, 'mohon maaf dok, apakah jika diberi anti nyeri begitu ada efek enggak ke asam lambung. Bisa tidak kalau asam lambung naik efeknya ke kepala," jelas Edy yang saat itu bertanya kepada Dokter.
Namun pihak keluarga justru mendapat jawaban tidak memuaskan. Bahkan, dokter RSAB, AR juga menjawab sudah memberikan obat dengan menunjuk-nunjuk ke arah pasien.
"Saat itu dokter berkata, 'Kan saya sudah kasih obat lambung. Mau kasih obat apalagi'," jelas Edy menirukan perkataan Dokter.
Edy bahkan meminta Dokter untuk memberikan inpepsa, obat pelapis lambung buat orangtuanya.
"Lalu si Dokter bertanya ke saya, 'kamu dokter ya?’ dan saya jawab bukan 'saya anaknya, saya keluarga pasien," jelas Edi.
“Tiba-tiba si dokter marah dan berkata 'Saya ini dokter, saya lebih tahu dari kamu. Jadi kamu jangan ini, ini saya sudah kasih obat ini," sebut Edy menirukan marah Dokter sambil menunjuk-nunjuk.
Edy lalu meminta direkam. Setelah direkam dokter tersebut marah dan meninggalkan pasien. Bahkan, ia minta diganti dokter yang menangani pasien tersebut.
"Dokter bilang 'Ya udah ganti dokter, ganti dokter'. Tidak ada ditangani, langsung main ditinggal, berarti dokter tak mencerminkan dokter yang mau membantu pasien."
"Pasien down lah terjadi seperti itu. Pasien sampai enggak bisa tidur, sampai minta obat tidur. Minta obat penenang itu," katanya.
Edy mengaku keluhan itu disampaikan oleh keluarga agar mendapat titik terang terkait sakit pasien. Terkait tindakan itu, keluarga berencana melayangkan pengaduan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Pekanbaru.
"Kita mau bersurat ke IDI karena kita merasa seorang dokter tidak menunjukkan etika yang baik terhadap pasien. Kita tidak mau melebar, kan berdasarkan ada bukti," pungkasnya.
Saat RiauOnline.co.id mencoba mengkonfirmasi ke Humas RS AB, mereka tidak merespon pertanyaan yang diajukan pihak Redaksi namun sudah membacanya.