Pendataan Masih Berlangsung, Pedagang Segera Dipindahkan ke Pasar Induk

Ilustrasi-pasar-induk.jpg
(Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Proses pendataan pedagang yang akan berjualan di Pasar Induk masih berlangsung. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution. Menurut Indra Pomi, pendataan ini dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru.

Pasalnya, para pedagang saat ini masih menempati aset Dinas Perhubungan (Dishub) di Terminal C Bandar Raya Payung Sekaki.

"Para pedagang grosir bahan pokok ini akan kami pindahkan ke Pasar Induk. Supaya, kami bisa mengontrol stok bahan pokok seperti cabai, sayuran, beras, dan lainnya," ujarnya, Kamis 16 Mei 2024.

Sebelumnya, DPP Kota Pekanbaru sudah menyosialisasikan Pasar Induk ini ke para pedagang. Ada sekitar 300 lebih pedagang yang segera direlokasi ke tempat yang baru.

"Dalam waktu dekat ini, mungkin kami akan lakukan proses pemindahan pedagang. Jadi mereka harus mendapatkan kepastian bahwa mereka dapat tempat," kata Kepala DPP Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin.


Pembangunan Pasar Induk Pekanbaru sempat mangkrak lantaran pengembang yakni PT. Agung Rafa Bonai (ARB) mengalami krisis finansial. Padahal, proses pengerjaan pasar induk sudah berlangsung sejak tahun 2017 silam.

PT ARB sebelumnya sempat meminta perpanjangan waktu karena tidak mampu rampungkan pasar induk pada Oktober 2018 dan Oktober 2019 silam. Pasar ini semestinya sudah beroperasi pada tahun 2020 silam.

Maju mundur pembangunan terjadi selama masa pandemi, tahun 2020 dan 2021. Selain masalah finansial akibat pandemi, PT ARB juga meminta kepastian status lahan. 

Akhirnya, Hak Pengelolaan Lahan (HPL) diterbitkan Kementerian ATR/Badan Pertanahan Nasional pada 2022. Bermodalkan HPL ini, PT ARB mendapat suntikan dana dari bank untuk melanjutkan pembangunan Pasar Induk.

PT ARB telah menghabiskan dana Rp 60 miliar dengan capaian pembangunan 60 persen, sejak 2017 hingga 2022. Pembangunan Pasar Induk itu menggunakan skema Build Operate Transfer (BOT) atau biaya pembangunan ditanggung seluruhnya oleh investor.